Lika-liku Talenta Sleep Call: Digoda Hidung Belang hingga Jadi Teman Curhat

Lika-liku Talenta Sleep Call: Digoda Hidung Belang hingga Jadi Teman Curhat

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 11 Okt 2023 18:00 WIB
ilustrasi smartphone
Ilustrasi. Foto: Unspslah
Jakarta -

Belakangan ini, bisnis sleep call menjamur di media sosial. Penyedia jasa ini menyasar ke orang-orang yang membutuhkan teman curhat atau sekadar temen ngobrol. Dalam praktiknya, layanan jasa ini membutuhkan seorang talent untuk menemani klien.

Sudah hampir setengah tahun, Eva (21) menjadi talent layanan sleep call. Seperti namanya, Eva bertugas menjadi teman ngobrol atau pun teman curhat.

Mulanya, ia hanya menjadikan pekerjaan ini sebagai pengisi waktu luang di sela libur kuliah. Sampai saat ini, Eva masih menjadi salah satu talent di Sleep Callmu di tengah kesibukan kuliahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun pekerjaannya fleksibel, Eva pernah mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan. Dia pernah menerima klien yang mengarah ke pelecehan. Namun, dia segera mengalihkan obrolan ke yang lain.

Untuk itu, dia menetapkan batasan untuk klien-nya. Apabila sudah mengarah ke pornografi langsung melaporkan ke adminnya. Dalam aturan di Sleep Callmu sendiri ada larangan topik obrolan yang mengarah ke pornografi, pelecehan, dan suku, agama, ras, dan antargolongan.

ADVERTISEMENT

"Aku bilang ke klien-nya, 'aku di sini bukan sebagai wanita yang seperti itu, aku di sini sebagai temanmu, untuk menerima apa yang kamu keluhkan dan kamu resahkan. Kalau yang neko-neko gitu ya, aku blokir langsung," katanya kepada detikcom, Rabu (10/11/2023).

Meski begitu, dia juga mendapatkan banyak hal yang menyenangkan. Dia bisa menjadi lebih tahu berbagai karakter orang dan perjuangan hidup setiap orang yang berbeda-beda.

"Aku jadi tahu handle orang bagaimana, aku tahu struggle orang gimana-gimana. Yang paling penting si, jadi tahu orang lagi romansa begini-begini. Aku jadi ngerti karakter orang dan karena aku ada di bidang komunikasi jadi aku tahu, oh ini toh," jelasnya.

Di tengah kesibukannya, Eva bisa menerima hampir 20 sampai 30 klien per bulannya. Mayoritas kliennya pun berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia dari 24 sampai 48 tahun. Sebagian besar topik obrolan selama jadi talent, yakni seputar teman tukar pikiran dan curhat. Terkadang, ada klien yang sampai menangis.

"Kebanyakan tuh mengeluh kayak aduh hari ini capek banget loh. Kebanyakan klien aku tuh, I need your counselor. Jadi, mereka butuh logika aku untuk bandingin hati dan ego mereka," imbuhnya.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads