Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, perang antara Israel dan Hamas tampaknya tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian global.
"Kami tetap memantau potensi dampak ekonomi dari krisis ini (di Israel), saya tidak benar-benar menganggapnya sebagai pendorong utama prospek ekonomi global," katanya, dikutip dari CNN, Kamis (12/10/2023).
"Sejauh ini saya rasa kita belum melihat sesuatu yang menunjukkan hal yang berdampak signifikan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut pasar saham di seluruh dunia sebagian besar tidak terpengaruh dengan konflik tersebut. Wall Street membukukan keuntungan pada hari Selasa yang sebagian didorong oleh bergejolaknya harga minyak.
Harga minyak global melonjak awal pekan ini di tengah kekhawatiran perang Israel dan Hamas dapat menyebabkan ketidakstabilan di negara penghasil minyak di Timur Tengah. Salah satu risikonya adalah potensi penerapan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran, yang pada masa lalu mendukung Hamas namun membantah terlibat dalam serangan terbaru tersebut.
Ekspor minyak Iran telah melonjak tahun ini khususnya ke China. Menurut para analis hal ini disebabkan oleh sikap AS yang lebih lunak terhadap Iran.
Namun Yellen mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat "sama sekali tidak" melonggarkan sanksi terhadap ekspor minyak dari Iran.
"Ini adalah sesuatu yang terus-menerus kami perhatikan, dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk memperketat sanksi," ujarnya.
Terbatasnya pasokan dapat memberikan tekanan pada harga minyak, yang sudah meningkat menyusul pemotongan ekspor oleh produsen utama Arab Saudi dan Rusia.
Simak Video 'PBB: Pasokan Makanan-Bahan Bakar Harus Diizinkan Masuk ke Gaza!':