Miliarder Amerika Serikat (AS), CEO Bill Ackman dan beberapa pejabat bisnis lainnya mendesak Universitas Harvard untuk merilis nama-nama mahasiswa yang menyalahkan Israel atas perang berdarah dengan Hamas. Hal ini disampaikannya di akun X (dulu Twitter) pribadinya.
"Seseorang tidak boleh bersembunyi di balik perisai institusi ketika mengeluarkan pernyataan yang mendukung tindakan teroris," kata Ackman dalam postingan di X, dikutip dari CNN Internasional, Kamis (12/10/2023).
Menurutnya, nama-nama yang terlibat dalam aksi tersebut harus diumumkan sehingga publik tahu pandangan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Pershing Square Capital Management itu sekaligus ingin memastikan perusahaannya tidak akan merekrut mahasiswa yang tergabung dalam kelompok tersebut.
Beberapa pemimpin bisnis lainnya, termasuk CEO Klub Perbelanjaan FabFitFun, Startup Teknologi Kesehatan EasyHealth, dan Dovehill Capital Management satu suara dengan Ackman untuk merilis nama para mahasiswa tersebut.
"Saya ingin tahu (nama-nama para mahasiswa). Jadi, saya tidak pernah mempekerjakan orang-orang ini," kata Jonathan Neman, CEO jaringan restoran Sweetgreen, di X.
Di sisi lain, Larry Summers, mantan Presiden Harvard dan Menteri Keuangan AS mengatakan bisa saja ada beberapa mahasiswa yang naif dan bodoh sehingga tidak mengetahui isi perjanjian tersebut. Sebelumnya, Larry sempat mengecam perbuatan kelompok mahasiswa tersebut.
"Saya tetap pada rasa tidak setuju dengan pernyataan yang dibuat atas nama 30 lebih kelompok mahasiswa @Harcard," kata Summers dalam postingan Rabu sore di X.
"Tapi tolong semua orang untuk bisa lebih tenang. Banyak di kelompok ini tidak pernah melihat pernyataan tersebut sebelum dikeluarkan. Mereka yang menyetujuinya tidak memahami secara pasti apa yang mereka setujui," tambahnya.
Sementara itu, Profesor Harvard dan Pakar Hukum Laurence Tribe mengatakan awalnya dia setuju dengan Ackman. Namun, usai berpikir kembali, dia menjadi tidak setuju untuk mempublikasikan nama-nama mahasiswa tersebut.
"Mungkin ada sejumlah mahasiswa terjebak dalam kampanye yang salah arah ini. Mungkin mereka tidak mengetahui adanya pernyataan tersebut. Yang lainnya pasti tidak fokus, apalagi memahami, apa yang mereka tandatangani," kata Tribe melalui email kepada CNN Internasional.
"Meskipun mereka naif dan bodoh, saya berpikir akan menjadi reaksi berlebihan jika menghukum mereka dengan mempublikasikan nama mereka dan menyiratkan mereka mendukung apa yang dilakukan teroris terhadap warga Israel yang tidak bersalah," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Harvard Claudine Gay merilis pernyataan pada hari Selasa. Dalam pernyataan tersebut, dia menolak adanya 30 kelompok mahasiswa yang mewakili Universitas Harvard tentang konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas.
"Tidak ada kelompok mahasiswa, bahkan 30 kelompok mahasiswa yang berbicara mewakili Universitas Harvard atau kepemimpinannya," tulisnya dalam keterangan tersebut.
Sebagai informasi, reaksi keras para miliarder ini buntut pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi kelompok mahasiswa Harvard atas serangan Hamas ke Israel. Mereka menyebut Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas semua kekerasan yang dilakukan Hamas.
"Kami, organisasi mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini, menganggap rezim Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas semua kekerasan yang terjadi," kata pernyataan dari Harvard Palestine Solidarity Groups.
Pernyataan itu juga menyampaikan jutaan warga Palestina di Gaza seperti dipaksa untuk hidup dan tinggal di penjara yang terbuka. Kemudian mereka meminta Harvard untuk mengambil tindakan agar bisa menghentikan pemusnahan warga Palestina.
Menurut surat kabar mahasiswa Harvard Crimson, setidaknya 5 dari 34 penandatangan awal telah menarik dukungan mereka pada Selasa malam.
Misalnya saja, Asosiasi Mahasiswa Nepal Sarjana Harvard mengatakan di Instagram bahwa menyesali keputusan untuk ikut menandatangani pernyataan tersebut. Ternyata pernyataan tersebut diartikan sebagai dukungan diam-diam terhadap serangan kekerasan baru-baru ini di Israel.
Simak juga Video 'Biden Peringatkan Iran dalam Perang Hamas Vs Israel: Berhati-hatilah':