Perang kelompok militan Palestina, Hamas, melawan pemerintah Israel kian memanas. Bahkan sudah ada ribuan korban akibat konflik ini. Perang ini bermula saat militan Hamas menembakkan lebih dari 5.000 roket dari Jalur Gaza ke arah Israel pada Sabtu (7/10) kemarin.
Sebagai pembalasan, Israel secara resmi menyatakan perang dan menyetujui langkah militer yang signifikan. Pemerintah kemudian mengerahkan kemampuan militernya untuk melawan militan Hamas hingga saat ini.
Meski begitu, Israel sendiri dikenal memiliki kemampuan militer yang cukup tinggi. Sebab sudah sejak lama negara ini mampu memproduksi peralatan militernya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel Bangun Bisnis Senjata Sendiri
Sadar kerap terlibat dalam konflik senjata dengan negara-negara Arab, khususnya Palestina, Israel lantas memutuskan untuk memproduksi senjatanya sendiri. Dengan begitu mereka bisa secara mandiri memasok kebutuhan militer dalam negeri.
Melansir dari situs Israel Defense, Jumat (13/10/2023), negara ini mulai membangun kekuatan militernya sendiri pada 1939 dengan mendirikan Israel Military Industries Ltd. (IMI).
Seperti namanya perusahaan ini bertugas untuk mengembangkan dan membuat sistem peralatan militer. Secara keseluruhan BUMN Israel ini mempekerjakan sekitar 3.400 orang dari berbagai bidang.
Di luar itu perusahaan ini juga bertugas untuk melakukan pelatihan persenjataan bagi para tentara di negaranya. Karenanya dari perusahaan inilah sebagian besar persenjataan serta kemampuan tempur pasukan militer Israel berasal, termasuk di antaranya yang banyak dipergunakan pemerintah Israel untuk melawan militan Palestina seperti sekarang ini.
Bisnis Senjata Bikin Israel Cuan
Tidak hanya sukses memproduksi senjata untuk kepentingan dalam negeri, Israel ternyata juga mampu menjual senjata-senjata buatannya ke berbagai negara. Bahkan bisnis jual-beli senjata yang dilakukan negara ini mampu memberikan cuan yang cukup besar.
Berdasarkan pemberitaan Business Standard, nilai ekspor peralatan militer Israel sempat mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 12,55 miliar atau Rp 197,03 triliun pada 2022 lalu. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.
Dijelaskan, sekitar 25% dari total ekspor peralatan militer Israel ini berasal dari drone pengintai dan penyerang. Setelahnya di posisi kedua ada rudal, roket, dan sistem pertahanan udara yang menyumbang 19% dari total ekspor.
Kemudian masih ada sistem radar yang menyumbang 13%; peralatan observasi dan optronik menyumbang 10%; intelijen, informasi, dan sistem siber sebesar 6%; dan sistem komunikasi menyumbang 6% dari penjualan.
Di luar itu masih ada pesawat tempur dan sistem avionik yang menyumbang 5% dan stasiun senjata dan peluncur menyumbang 5% lainnya. Sisanya terdiri dari gabungan ekspor kendaraan, amunisi, persenjataan, sistem maritim, dan jasa.
"Ketidakstabilan global meningkatkan permintaan akan sistem pertahanan udara, drone, UAV (kendaraan udara tak berawak), dan rudal Israel," kata Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Eyal Zamir seperti dikutip dalam pernyataan itu.
Lihat juga Video: Dirjen WHO Sebut Presiden Mesir Siap Bantu Warga Palestina di Gaza