Sudut Pandang

Mimpi Gagal Live Seller Tanah Abang Pasca-Larangan Jualan Lewat Daring

Nada Celesta - detikFinance
Senin, 16 Okt 2023 07:09 WIB
Jakarta -

Awal September 2023, seperti biasa, Nilam memperhatikan kinerja karyawan-karyawannya dalam memasarkan produk di sebuah sesi live media sosial. Sesekali, Nilam menggantikan karyawannya untuk tampil di depan gawai saat sesi live berlangsung. Kegiatan tersebut ia lakukan di toko milik Nilam.

Toko celana jeans bernama SN Jeans itu didirikan Nilam sejak 2015 di pusat perbelanjaan Pasar Tanah Abang. Sejak pandemi, ia mengaku butiknya sudah tak seramai dulu lagi. Namun, berkat kemampuannya berjualan online, tokonya selamat dari ancaman gulung tikar.

"Karena pasar sepi, otomatis kita harus bagaimana ya, supaya masih bisa jualan. Lewat live, begitu. Perbandingannya jauh. Mungkin dulu satu hari bisa dapat 15-20 juta, sekarang untuk capek 1 juta aja susah banget. Jadi kalau kita nggak ngikutin tren, mungkin saya bisa gulung tikar, kali ya," terang Nilam.

Sebelum bisa meraup keuntungan dari live selling, Nilam pertama-tama harus berusaha memperbanyak pengikut di laman media sosialnya. Untuk itu, Nilam harus rajin melakukan live selama paling tidak empat jam setiap hari tanpa terkecuali.

Usahanya bersambut, berkat rajin melakukan live, Nilam tak perlu khawatir lagi soal omzet penjualan. Sebab, dalam satu hari live, tokonya bisa mengantongi transaksi hingga 4-5 juta rupiah. Jumlah ini berbanding terbalik dengan hasil penjualannya di toko offline yang hanya berkisar paling banyak 1-2 juta perhari pasca pandemi.

Menindaklanjuti hal ini, Nilam berencana untuk membuka toko online lagi dalam waktu dekat. Bahkan, Nilam tidak menampik bahwa keberadaan toko offline sudah tak sesignifikan dulu lagi. Ia ingin lebih fokus berjualan online dan live untuk memangkas biaya operasional dan memaksimalkan keuntungan.

"Sekarang aku udah mau buka akun kedua. Lagi baru dua hari yang lewat. Jadi, kalau kayak gini, kayaknya orang lebih fokus ke online shop lagi ya. Kenapa, biaya operasionalnya sedikit, kita punya bisa punya beberapa 'toko' yang kita mau kan. Untung-untungan, akun mana yang naik, terserah ya kan. Kayaknya kayak gitu. Kemungkinan besar pasar akan semakin sepi, orang akan belanja online lebih banyak, pastinya," ungkap Nilam.

Namun, kini Nilam harus mengubah haluan terkait rencananya tersebut. Sebab, per 4 Oktober 2023 lalu, platform media sosial tidak boleh memiliki fitur kegiatan jual-beli dari hulu ke hilir. Aplikasi favorit Nilam untuk live juga terkena imbasnya. Kini, aplikasi tersebut hanya berfungsi sebagai media sosial, tanpa ada fitur untuk transaksi langsung.

Aturan ini dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023. Dalam peraturan tersebut, tersorot tiga isu utama: predatory pricing, algoritma, serta dominasi produk impor. Landasannya, fitur dagang hulu ke hilir di media sosial dikhawatirkan akan mempermudah jalur produk impor dalam menguasai pasar Indonesia dengan harga yang tidak bisa disaingi oleh pengusaha lokal.




(nel/vys)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork