Airlangga mengatakan target transaksi dalam TEI 2023 harus lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang mencapai US$ 15,8 miliar. Capaian itu merupakan 50% lebih tinggi dari yang ditargetkan US$ 10 miliar.
"Artinya target tahun ini harus diperbaiki. Di tahun ini (target) pesertanya lebih besar dari tahun lalu 1.193, kemudian diharapkan ekspornya tentu bukan tadi yang disampaikan target US$ 11 miliar, tetapi target tahun ini harus lebih tinggi dari tahun lalu yang US$ 15,8 miliar," kata Airlangga di ICE BSD, Tangerang, Rabu (18/10/2023).
Apalagi Airlangga melihat tahun ini Indonesia sudah terbebas dari pandemi COVID-19. Dengan begitu, kegiatan dagang diharapkan dapat lebih lancar dan laris-manis.
"Tahun lalu situasi masih setengah COVID, tahun ini kita sudah bebas dari COVID. Maka kalau sudah merdeka dari COVID, dagang harus lebih lancar dan ditambah lagi dagang harus lebih laris manis," imbuhnya.
Sejak menjadi kepemimpinan presidensi G20 dan keketuaan ASEAN, Indonesia diklaim semakin mendapatkan kepercayaan internasional. Hal itu dinilai sebagai bukti kredibilitas Indonesia yang tidak boleh disia-siakan.
"Indonesia semakin dan dihormati dalam lingkup internasional karena Indonesia menghadirkan kepastian dan selama pandemi supply chain kita terus berjalan. Dengan posisi yang semakin diperhitungkan, Kita harus berani mengambil kebijakan," imbuhnya.
Di tengah berbagai tantangan, Indonesia masih mampu mempertahankan neraca perdagangan surplus 41 kali berturut-turut. Pada September 2023 surplus senilai US$ 3,42 miliar.
Surplus ini berarti ekspor lebih tinggi daripada impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada September US$ 20,76 miliar, sedangkan impor US$ 17,34 miliar.
Lihat juga Video: Elite Golkar Temui Parpol Lain, Gerindra: Kuatkan Diri Menangkan Prabowo
(aid/ara)