Harga tempe dan tahu diprediksi naik seiring dengan menguatnya dolar AS. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) meminta pemerintah memberikan subsidi lagi kepada pengrajin tempe dan tahu.
Kenaikan harga tempe dan tahu tersebut lantaran harga kedelai diprediksi akan ikut terkerek. Harga kedelai di tingkat pengrajin saat ini saja telah naik ke angka Rp 13.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 10.000/kg.
Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin, meminta perhatian pemerintah agar memberikan subsidi lagi kepada pengrajin. Karena jika tidak, kenaikan tempe dan tahu tidak bisa dibendung lagi.
"Tahun lalu ada subsidi sudah dialokasikan 800 ribu ton kedelai. Karena administrasi kita jelek maksudnya seperti izin-izin atau NPWP itu nggak punya makanya hanya terserap 200 ribu ton. Jadi masih ada 600 ribu ton lagi. Kami mohon bantulah kami ini subsidi diberikan lagi kepada kami," kata Aip kepada detikcom, Jumat (20/10/2023).
Seperti diketahui, tahun lalu Kementerian Perdagangan memberikan subsidi kedelai Rp 1.000 per kg bagi para pengrajin tempe tahu. Pemerintah menyiapkan sebanyak 800 ribu ton yang bisa dibeli pengrajin. Namun, realisasinya hanya terserap 200 ribu ton karena terkendala pemenuhan administrasi pengrajin.
Aip mengatakan selain menaikkan harga tempe dan tahu, untuk menjaga pendapatan, pengrajin mengecilkan ukuran tempe dan tahu yang dijual. Walaupun sebenarnya cara itu sering kali diprotes oleh pedagang atau konsumen.
Pihaknya juga meminta bantuan pemerintah memberi tahu kepada masyarakat bahwa harga kedelai sudah semakin mahal.
"Beras kan makan pokok rakyat seluruhnya 90%. Kalau ini, kedelai itu kalau kami tidak produksi tempe tahu, kita tidak makan," pungkasnya.
Bagaimana menguatnya dolar AS terhadap rupiah berpengaruh terhadap harga tempe dan tahu?
Untuk diketahui, pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri berasal dari luar negeri (impor). Jadi, dipastikan jika importir membeli kedelai dari luar negeri, maka harganya akan mengikuti nilai tukar yang berlaku.
Jika nilai tukar dolar terhadap rupiah menguat, harga pembelian barang dari luar negeri akan semakin mahal dari sebelumnya.
(ada/eds)