Ganjar-Mahfud Targetkan Ekonomi 7%, Begini Caranya Biar Tercapai

Retno Ayuningrum - detikFinance
Sabtu, 21 Okt 2023 21:45 WIB
Daftar Capres-Cawapres, Ganjar-Mahfud Sapa Pendukung/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud Md mempunyai misi rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 7%. Misi tersebut sebagai upaya keluar dari jebakan middle income trap. Namun, pengamat menilai target tersebut terlalu tinggi.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai target ekonomi yang ditawarkan pasangan tersebut masih terlalu tinggi. Setidaknya target pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai 6% karena masih banyak faktor eksternal dan internal yang menghambat.

Tauhid menyarankan apabila ingin mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi 6% perlu melakukan beberapa hal, di antaranya memberikan prioritas kepada sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, seperti pertanian dan industri.

"Kita harus memperkuat industri dalam negeri sehingga industri kita memiliki daya saing di tengah perlambatan ekspor impor kita sehingga masih tetap nilainya. Sekarang kan tetap surplus tapi nilainya menurun menurun drastis dibandingkan tahun lalu karena itu industri kita harus dikembalikan lagi sumbangannya ke perekonomian," kata Tauhid kepada detikcom, Sabtu (21/10/2023).

Selanjutnya, penting untuk menjaga inflasi di bawah 3% karena bisa mempengaruhi daya beli masyarakat, misalnya kenaikan harga beras menyebabkan inflasi di atas 3%. Lalu membentuk iklim investasi yang jelas. Hal ini bisa terwujud apabila bank-bank pemerintah menurunkan suku bunga pinjaman sehingga pelaku usaha dan UMKM bisa bertumbuh.

"KUR (Kredit Usaha Rakyat) itu diperluas, diperbanyak dan sektor UMKM jadi tumbuh gairah begitu. Ya investasi diharapkan juga jangan kepada modal, tapi kepada karya," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda. Menurutnya, perlunya mendorong investasi yang berkualitas dan berkelanjutan.

"Investasi yang berkualitas dan berkelanjutan dibutuhkan agar nilai incremental capital output ratio (ICOR) menjadi ideal. Saat ini nilai ICOR-nya hampir menyentuh 7 dan investasi Indonesia semakin mahal," kata pria yang biasa disapa Huda kepada detikcom.

Dia juga menambahkan harusnya reindustrialisasi sektor padat karya dan menjaga daya beli masyarakat. Reindustrialisasi ini diperlukan untuk membangkitkan industri dalam negeri yang sudah terlalu lama tertidur. Namun, sebelumnya pemerintah harus mengakui hal itu terlebih dahulu.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork