Kala Sikap Bos-bos Perusahaan AS soal Perang Israel-Hamas Jadi Sorotan

Kala Sikap Bos-bos Perusahaan AS soal Perang Israel-Hamas Jadi Sorotan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 23 Okt 2023 08:30 WIB
The U.S. Capitol is seen between flags placed on the National Mall ahead of the inauguration of President-elect Joe Biden and Vice President-elect Kamala Harris, Monday, Jan. 18, 2021, in Washington.
Ilustrasi Bendera AS/Foto: AP/Alex Brandon
Jakarta -

Satu per satu perusahaan asal Amerika Serikat (AS) telah mengambil sikap atas perang Hamas dan Israel. Namun, agaknya bos-bos AS harus sedikit berhati-hati, pasalnya tak sedikit yang akhirnya mendapat kecaman publik akibat pernyataannya.

Dikutip dari CNN, Senin (23/10/2023), tidak sedikit perusahaan AS yang mengambil langkah unjuk rasa dan mengecam serangan Hamas kepada Israel pada 7 Oktober lalu. Secara keseluruhan, ada 80 perusahaan ternama di AS telah yang mengutuk serangan Hamas, seperti yang dilacak oleh Sonnenfeld.

Seperti halnya Bos Microsoft (MSFT) Satya Nadella, yang menyatakan patah hati atas serangan mengerikan terhadap Israel. Lalu ada juga CEO Google Sundar Pichai yang menyampaikan kesedihannya atas kondisi ini. Perusahaan film Disney pun juga turut membantu lewat sumbangan kemanusiaan untuk Israel US$ 2 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, juga banyak organisasi yang memilih pendekatan yang lebih hati-hati, terutama yang berada di luar AS. Di Inggris, klub sepakbola Tottenham Hotspur, yang diasosiasikan dengan pendukung Yahudi. Mereka mendapat kecaman setelah menyampaikan rasa terkejut dan sedih dengan meningkatnya krisis di Israel dan Gaza.

"Jangan pernah menyebut diri Anda sebagai klub Yahudi lagi," jawab salah satu penggemar, sebagai tanggapan atas penyebutan Gaza.

ADVERTISEMENT

"Kalian benar-benar menyedihkan," cerca yang lain.

Lalu ada CEO Web Summit, Paddy Cosgrove, terpaksa meminta maaf setelah menuduh Israel melakukan kejahatan perang. Walau begitu, mitra pendiri Eclipse, Lior Susan memandang, berdiam diri atau menghindar bukanlah tindakan yang tepat.

"Tidak mengambil sikap berarti mengambil sikap. Perusahaan perlu menunjukkan kejelasan moral dan kepemimpinan dalam menghadapi perang Israel-Hamas," ujar Susan.

Direktur pelaksana konsultan komunikasi strategis Citigate Dewe Rogerson Richard Griffiths, yang berbasis di London, menyampaikan hal serupa. "Kami melihat serangan Rusia terhadap Ukraina bahwa kini terdapat harapan yang jauh lebih besar bahwa perusahaan harus melakukan hal yang benar dan bersuara," katanya.

Namun menurutnya perang Hamas-Israel punya sisi yang lebih kompleks. "Tindakan paling bijaksana bagi dunia usaha saat ini adalah menunjukkan solidaritas kepada semua pihak yang terlibat dalam hal ini, dengan fokus pada pelonggaran aspek kemanusiaan," sambung Griffiths.

Menurutnya, pendirian apapun yang akan diambil perusahaan harus berhubungan dengan apa yang diterima oleh karyawan, pelanggan, dan investor mereka. Ia menilai, penting untuk memahami ekspektasi pemangku kepentingan sebelum terjun ke dalamnya. Dan begitu pendirian ini diambil, perusahaan harus tetap berpegang pada pendirian mereka.

"Sebuah perusahaan harus memiliki keberanian terhadap keyakinannya," kata Sonnenfeld.

Simak Video 'Serangan Udara Israel Hancurkan Pasar di Gaza, 10 Orang Tewas':

[Gambas:Video 20detik]



(shc/ara)

Hide Ads