Bakal Diumumkan Jokowi, Sosok Mentan Baru Diharapkan Paham Pertanian

Bakal Diumumkan Jokowi, Sosok Mentan Baru Diharapkan Paham Pertanian

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 24 Okt 2023 20:15 WIB
Ilustrasi Sensus Pertanian
Ilustrasi pertanian - Foto: Dok. BPS
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle pekan ini. Salah satu posisi yang akan diumumkan oleh Jokowi adalah Menteri Pertanian, menggantikan Syahrul Yasin Limpo.

Lantas bagaimana sosok yang pantas menduduki jabatan Menteri Pertanian?

Pengamat Pertanian dari Institute Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, mengatakan setelah reformasi khususnya sejak zaman Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemilihan menteri melihat seberapa penting sektor Kementeriannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dianggap tidak penting, maka biasanya dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan transaksi politik. Misalnya Menteri Pertanian dipilih dari partai B partai A, tanpa mempertimbangkan profesionalitas," kata dia kepada detikcom, Selasa (24/10/2023).

Sementara bagi sektor yang dianggap penting, biasanya dipilih bukan dari partai politik tetapi dipertimbangkan profesionalitasnya. Bahkan sosok yang pilih terbaik di negeri ini.

ADVERTISEMENT

Andreas menekankan bahwa sektor pertanian Indonesia ini sangat penting. Jadi, dia berharap sosok pengganti menteri pertanian yang betul-betul paham isu pertanian. Tidak hanya paham, dia berharap Mentan selanjutnya juga memiliki latar belakang kuat di bidang pertanian.

"Sehingga ke depan diharapkan ya, harapan kami tidak hanya pada masa pemerintahan Pak Jokowi saja, tetapi pada masa pemerintahannya ke depan sektor pertanian ini harus betul-betul menjadi sektor yang ditempatkan menjadi sektor yang penting," jelas dia.

"Jadi penempatan menteri yang duduk di sektor tersebut betul-betul paham betul terkait isu-isu pertanian. Paham betul bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani, pemberdayaan petani dan memiliki latar belakang yang kuat di bidang pertanian," ungkapnya.

Andreas mengungkapkan bagaimana mirisnya sektor pertanian Indonesia selama 10 tahun belakangan ini. Terutama produksi padi selama 9 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Bahkan di tahun ini dia memprediksi ada penurunan produksi padi sebanyak 5%.

"Kalau kita lihat produksi padi selama pemerintahan saat ini kita lihat dari 2014 justru turun. Turunnya hampir 9 tahun terakhir 0, 23% pertahun dari tahun 2014 ke 2022 kalau ditambahkan 2023 lebih rendah lagi kalau 2023 dipastikan turun kalau perkiraan saya turunnya 5%, kalau BPS 2,3%," jelasnya.

Selain itu, importasi di bidang pangan juga meningkat tajam selama 10 tahun terakhir. Sejak 2013 sampai 2022, importasi pangan naik dua kali lipat. Pada tahun 2013 impor komoditas pangan US$ 10,1 miliar dan impor pada tahun 2022 telah meningkat ke angka US$ 18,6 miliar.

"Berarti meningkat dua kali lipat dalam tempo 10 tahun. Lalu defisitnya melonjak tinggi. Tahun 2013 defisit perdagangan impor komoditas pangan itu defisitnya 2013 US$ 8,9 miliar. Tahun 2022 US$ 16,2 miliar. Itu menggambarkan kinerja sektor pertanian kita buruk. Pertanian pangan ya bukan pertanian secara umum," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan sebaiknya sosok menteri pertanian selanjutnya dipilih yang memiliki latar belakang pertanian.

"Sebaiknya pemilihan jabatan penting mesti didasarkan pada background studinya serta keahliannya agar kebijakannya lebih tepat sasaran," ungkapnya.

Karena menurutnya masalah sektor ini sudah sangat kompleks dan membutuhkan sosok yang paham di sektor tersebut. Apalagi, saat ini dibayangi berbagai ancaman salah satunya krisis iklim yang membuat pertanian rentan.

"Masalah di sektor pertanian ini kian kompleks, diibaratkan orang sakit ini sudah komplikasi karena terlalu dibiarkan lama salah arah kebijakannya, sehingga memang membutuhkan kebijakan yang tak populer dan berani untuk bisa memperbaiki kondisi pertanian saat ini," ucapnya.

(ada/kil)

Hide Ads