Anies dan Ganjar Bicara Ekonomi, Investasi-Keluar dari Middle Income Trap

Anies dan Ganjar Bicara Ekonomi, Investasi-Keluar dari Middle Income Trap

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 25 Okt 2023 06:30 WIB
Paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md berencana mendaftar ke KPU pada hari ini, Kamis 19 Oktober 2023.
Anies dan Ganjar/Foto: 20Detik
Jakarta -

Sebanyak dua bakal calon presiden (bacapres) Indonesia yaitu Anies Baswedan dan Ganjar pranowo menyampaikan gagasan mereka terkait perekonomian Indonesia. Keduanya berkesempatan berpidato dalam acara US-Indonesia Investment Summit ke-11 di Jakarta.

Anies menyoroti tingkat kepercayaan dunia terhadap Indonesia dalam kaitannya dengan investasi, serta menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan ekonomi. Sementara Ganjar membicarakan strategi keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap dan transisi energi.

1. Anies Baswedan

Saat menyinggung soal kepercayaan dunia terhadap Indonesia, Anies menilai itu dapat dilihat dari praktik investasi. Menurutnya, penandatanganan perjanjian investasi yang masuk ke Indonesia harusnya dilakukan di dalam negeri, bukan di Singapura atau Hong Kong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sering berdiskusi dengan tim saya tentang bagaimana mengukur kepercayaan dunia terhadap kita. Simpel. Kalau investasi dan setuju penandatangannya di Jakarta, bukan di Singapura. Tanda tangannya bukan di Hong Kong, tapi Jakarta, di bawah sistem hukum kita," ujarnya di Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023) kemarin.

"Tapi jika kesepakatan-kesepakatan besar, investasi jumbo ditandatangani di luar Indonesia, itu pesan bahwa 'kita tidak percaya sistem hukum kalian, kita tidak percaya sistem politik pemerintahan kalian. Karena itu kita tidak tanda tangan di sini," bebernya.

ADVERTISEMENT

Anies menyebut ada beberapa hal yang harus diperbaiki, termasuk pendanaan partai politik hingga meritokrasi. Ia berpendapat kebijakan politik Indonesia saat ini belum sepenuhnya menyentuh kebutuhan masyarakat dan kebutuhan negara, melainkan kepentingan kelompok tertentu.

"Banyak alasan kenapa negara terjebak di middle income trap, karena institusi politik menghasilkan kebijakan yang tidak merefleksikan kebutuhan publik dan nasional, namun merefleksikan kebutuhan partai politik di pemerintahan ini. Itu juga yang membuat negara terjebak di middle income trap," terang Anies.

Dalam kesempatan itu Anies juga menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan ekonomi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia bukan hanya pulau Jawa saja sehingga perekonomian harus merata.

"Ekonomi Indonesia itu bukan cuma Jakarta, bukan hanya pulau Jawa, tapi harus menyeluruh," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berpendapat, jika pembangunan ekonomi terpusat hanya di Jakarta atau Pulau Jawa maka kesenjangan bakal semakin meluas. Oleh karena Anies menyebut perlu adanya pusat-pusat perekonomian baru di kota lain sebagai penggerak ekonomi nasional.

Apa kata Ganjar? Cek halaman berikutnya.

2. Ganjar Pranowo

Sementara itu Ganjar berbicara strategi Indonesia keluar dari middle income trap atau jebakan negara berpendapatan menengah jika terpilih jadi presiden. Menurutnya Indonesia perlu memanfaatkan bonus demografi dan produktivitas sumber daya manusia (SDM).

"Sebenarnya hari ini yang dilakukan adalah, satu kita punya kesempatan dengan bonus demografi yang tinggi, ini masyarakat produktifnya banyak. Maka ada dua hal pertama menyiapkan SDM-nya dari kesehatan dan pendidikan aksesnya harus gampang," ujarnya di Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Kedua adalah optimalisasi ekonomi dalam kurun waktu 10-13 tahun ke depan yang harus terus dikebut. Ganjar menyebut sudah menyiapkan tim untuk melakukan hal ini.

"Kedua, biar tidak terjebak middle income trap maka optimalisasi potensi ekonomi dengan waktu kurang lebih 10-13 tahun maka kita mesti gas pol, mesti cepat. Kita tidak bisa urut kacang dan perlahan-lahan. Maka seluruh kekuatan kita siapkan maka tim saya sedang menyiapkan seluruh kerja-kerja teknokratisnya. Kalau bahasanya Jokowi waktu itu kalau sudah dilantik langsung saja gas pol," bebernya.

Ganjar sempat membahas transisi energi yang menjadi salah satu prioritasnya jika terpilih menjadi presiden. Untuk melakukannya, Ganjar telah menyiapkan beberapa skenario. Pertama adalah meningkatkan transisi energi baru terbarukan (EBT) dari 13,4% menuju 31,4% di 2034.

"Pertama, kita mencoba untuk membuat satu skenario dari 2023 sampai 2034, kita punya skenario kita coba untuk meningkatkan transisi energi kita dari 13,4% menuju 31,4% di tahun 2034. Skenario ini kita coba konfirmasi ke PLN tinggal apakah kita akan mempercepat atau kemudian kalau ada faktor lain akan terjadi pelambatan," ujarnya.

Untuk mencapai itu diperlukan dana sekitar Rp 1.300 triliun. Ia menyebut target inilah yang bisa dikerjakan demi mencapai energi yang lebih ramah. Ia berharap para pengusaha bisa melihat transisi energi sebagai kesempatan yang bisa segera digarap.


Hide Ads