Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, masih ada sejumlah PR besar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ekonomi syariah nasional. Menurutnya, PR besar ini perlu menjadi fokus penguatan demi menunjang perkembangan industri.
"Menengok kembali perjalanan perkembangan ekonomi syariah nasional, selama 4 tahun ke belakang masih ada beberapa hal yang perlu jadi perhatian dan fokus penguatan," kata Ma'ruf dalam sambutannya di ISEF ke-10 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Adapun PR-PR tersebut antara lain pertama, percepatan sertifikasi halal. Menurutnya hal ini bisa dilakukan lewat penguatan insentif regulasi dan infrastruktur kawasan industri halal. Tak lupa peningkatan skala pembiayaan keuangan syariah serta hilirisasi produk halal, baik skala UMKM maupun besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dukungan implementasi undang-undang pengembangan dan penguatan sektor keuangan syariah juga diperlukan," imbuhnya.
Selain itu, menurutnya penting juga untuk terus mendorong pariwisata ramah muslim, pengembangan fashion muslim, dan penghimpunan manfaat. Juga diperlukan penguatan tata kelola dana sosial syariah.
"Saya melihat peran vital dari teknologi dan digitalisasi yang akan memungkinkan gerakan keuangan dan ekonomi syariah lebih lincah, adaptif, dan transformatif," katanya.
Ma'ruf Amin menilai, teknologi digitalisasi menjadi salah satu kunci pertumbuhan industri saat ini. Hal ini menjadi salah satu prasyarat untuk membantu Indonesia mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Dengan mendorong digitalisasi di industri ekonomi syariah, ia yakin bisa menjadi salah satu katalisator dalam membantu Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
"Saya yakin ekonomi dan keuangan syariah sebagai potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia untuk menerbangkan ekonomi nasional. Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan di pusat dan daerah, termasuk BI, telah melakukan upaya serius untuk kembangkan sektor ini," ujar Ma'ruf Amin.
(shc/kil)