Cara Israel Tetap Bisa Makmur Meski Tak Punya Minyak

Cara Israel Tetap Bisa Makmur Meski Tak Punya Minyak

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 02 Nov 2023 06:30 WIB
Pawai Bendera Israel digelar di Yerusalem, Minggu (29/5). Pawai itu merupakan bagian dari peringatan tahunan yang menandai pendudukan timur Yerusalem pada 1967.
Pawai Bendera Israel digelar di Yerusalem, Minggu (29/5)/Foto: Reuters

Tidak hanya di sektor teknologi, sadar bila negaranya kerap terlibat dalam konflik senjata, Israel juga memutuskan untuk merambah sektor militer dan persenjataan. Dengan begitu mereka bisa secara mandiri memasok kebutuhan militer dalam negeri.

Dalam catatan detikcom yang mengutip dari situs Israel Defense, negara ini mulai membangun kekuatan militernya sendiri pada 1939 dengan mendirikan Israel Military Industries Ltd. alias IMI. Seperti namanya perusahaan ini bertugas untuk mengembangkan dan membuat sistem peralatan militer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di luar itu perusahaan ini juga melakukan pelatihan persenjataan bagi para tentara di negaranya. Dari perusahaan inilah sebagian besar persenjataan serta kemampuan tempur pasukan militer Israel berasal, termasuk di antaranya yang banyak dipergunakan pemerintah Israel untuk melawan militan Palestina.

Tidak hanya sukses memproduksi senjata untuk kepentingan dalam negeri, Israel juga mampu menjual senjata-senjata buatannya ke berbagai negara. Bahkan bisnis jual-beli senjata yang dilakukan negara ini mampu memberikan cuan yang cukup besar.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan pemberitaan Business Standard, nilai ekspor peralatan militer Israel sempat mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 12,55 miliar atau Rp 197,03 triliun pada 2022 lalu. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.

Dijelaskan, sekitar 25% dari total ekspor peralatan militer Israel ini berasal dari drone pengintai dan penyerang. Setelahnya di posisi kedua ada rudal, roket, dan sistem pertahanan udara yang menyumbang 19% dari total ekspor.

Kemudian masih ada sistem radar yang menyumbang 13%; peralatan observasi dan optronik menyumbang 10%; intelijen, informasi, dan sistem siber sebesar 6%; dan sistem komunikasi menyumbang 6% dari penjualan.

Di luar itu masih ada pesawat tempur dan sistem avionik yang menyumbang 5% dan stasiun senjata dan peluncur menyumbang 5% lainnya. Sisanya terdiri dari gabungan ekspor kendaraan, amunisi, persenjataan, sistem maritim, dan jasa.


(ara/ara)

Hide Ads