Maskapai Raksasa Amerika Serikat (AS), Delta Airlines dikabarkan melakukan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini dilakukan perusahaan di tengah pergulatan industri penerbangan menghadapi kenaikan biaya bahan bakar dan tenaga kerja.
Dilansir dari CNBC International, Kamis (2/11/2023), Delta tidak merinci berapa banyak pekerjaan yang akan dikurangi. Perusahaan juga menyatakan langkah tersebut tidak berdampak pada pekerja garis depan seperti pilot atau pramugari.
"Meskipun kami belum kembali ke kapasitas penuh, sekaranglah waktunya untuk melakukan penyesuaian terhadap program, anggaran, dan struktur organisasi di seluruh Delta untuk mencapai tujuan yang kami tetapkan, salah satu bagian dari upaya ini mencakup penyesuaian pada staf perusahaan untuk mendukung perubahan ini," ujar perusahaan dalam keterangannya kepada CNBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keputusan ini tidak pernah dibuat dengan mudah, namun selalu dengan kehati-hatian dan rasa hormat terhadap anggota tim kami yang terkena dampak dan keluarga Delta," sambungnya.
Perusahaan tak merincikan berapa banyak pekerjaan yang akan dikurangi. Namun demikian, juru bicara perusahaan mengatakan bahwa langkah tersebut hanya merupakan penyesuaian skala kecil untuk beberapa posisi karyawan perusahaan dan manajemen.
Sementara itu dikutip dari Reuters, langkah pemangkasan ini terjadi setelah perusahaan mengatakan pada hari sebelumnya bahwa mereka akan membatalkan penerbangan antara Tel Aviv dan New York hingga 21 November, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Pada bulan Oktober, perusahaan juga sempat memangkas perkiraan laba setahun penuhnya karena kenaikan biaya bahan bakar. Kenaikan harga bahan bakar diperkirakan akan meningkatkan biaya Delta sebesar US$ 400 juta pada paruh kedua tahun ini.
Di sisi lain, para eksekutif sendiri belum lama ini melaporkan permintaan perjalanan yang tinggi sehingga dapat membantu mereka lebih dari sekadar menutupi biaya. Delta membukukan laba kuartal III 2023 sebesar US$ 1,1 miliar, naik hampir 60% dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, biaya operasional yang lebih tinggi telah mengurangi keuntungannya.
"Pertumbuhan menjadi normal tahun depan, dan kami memperkirakan keandalan operasional akan terus meningkat," kata CFO Delta Dan Janki, saat memberikan laporan pendapatan bulan lalu.
"Hal ini akan memungkinkan kami untuk mengoptimalkan cara kami menjalankan maskapai penerbangan, mengurangi hambatan operasional dan menghilangkan inefisiensi yang diakibatkan oleh intensitas pembangunan kembali," imbuhnya.
Simak Video: Badai PHK Berlanjut, LinkedIn Pangkas 668 Karyawannya