Negara tersebut adalah Guyana, yang awalnya merupakan negara paling miskin sekawasan tersebut. Menurut Jokowi kunci keberhasilan negara tersebut adalah manajemen dan tata kelola kebijakan ekonomi yang baik.
"Tapi ada salah satu contoh negara yang menurut saya manajemen dan tata kelolanya baik, lompatan itu terjadi, dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang fantastis. Yaitu, Guyana, itu dulu salah satu negara termiskin di Amerika Selatan," ungkap Jokowi dalam Kompas CEO Forum di IKN, Kamis (2/11/2023).
Jokowi mengatakan negara ini berhasil menemukan potensi sumber daya minyak yang besar. Kemudian, potensi tersebut digarap oleh pihak swasta, namun pemerintah setempat menjadi fasilitator.
Guyana, kata Jokowi, telah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, di 2022 pertumbuhan ekonominya mencapai 62%.
"Kemudian ditemukan potensi minyak, digarap oleh swasta bukan oleh BUMN, maaf pak Erick. Digarap oleh swasta bukan BUMN, tapi difasilitasi diatur oleh pemerintah," ujar Jokowi.
Jokowi melanjutkan keberhasilan Guyana terjadi karena pemerintah dan swasta saling bergandengan tangan membangun ekonomi negaranya.
Dia berkelakar selama ini di Indonesia justru pihak swasta sering mengatur pemerintah. Kelakar itu sampai disambut tawa para CEO yang hadir.
"Jangan sampai di sini tuh kadang-kadang swasta itu pengin mengatur, yang tertawa itu pasti sudah pernah mengatur. Yang benar itu silakan garap swasta tapi pemerintah fasilitasi dan mengatur," sebut Jokowi disambut gelak tawa para CEO.
"Karena swasta dan pemerintah bergandengan. Kita juga ingin seperti itu," pungkasnya.
(hal/rrd)