Sebanyak dua perusahaan digital asal China, Baidu dan Amap milik Alibaba menghilangkan Israel serta Palestina dari peta digital mereka. Fenomena ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi konflik Hamas-Israel.
China mengklarifikasi bahwa Israel masih berada dalam peta resmi pemerintah. Hanya saja, dua aplikasi tersebut tidak mencantumkan Israel di peta digital.
Israel tidak muncul di peta dalam aplikasi Baidu dan Amap, sedangkan negara lain yang berdekatan ditampilkan dengan jelas, seperti Siprus, Lebanon, dan Kuwait. Peta digital tersebut juga tidak mencantumkan penanda Palestina yang diakui China sebagai negara pada 1988.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua nama negara tersebut tidak muncul dalam pencarian kata di platform versi seluler. Padahal, Baidu dan Amap dimoderasi di China, yang diketahui sangat mengontrol ekosistem digital, dan digunakan di mana-mana sebagaimana Google dan Apple.
"China dan Israel memiliki hubungan diplomatik yang normal. Negara terkait ditandai dengan jelas pada peta standar yang dikeluarkan oleh otoritas berkompeten," tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin dikutip dari CNN, Selasa (2/11/2023).
Isu menghilangnya Palestina dan Israel dalam peta muncul seiring meningkatnya eskalasi antara Hamas-Israel sejak 7 Oktober 2023. Namun, belum bisa dipastikan jika hilangnya nama kedua negara tersebut merupakan perkembangan terbaru dari kedua aplikasi itu.
Juru Bicara Baidu Maps mengatakan sejumlah negara tertentu bisa saja tidak ditampilkan karena keterbatasan ruang.
"Jika ruang terbatas, peta kami mungkin tidak menampilkan nama atau bendera wilayah tertentu. Pengguna dapat menemukan negara atau wilayah terkait di Baidu Maps hanya dengan menggunakan fungsi pencarian peta itu," ucapnya. Alibaba juga sudah dihubungi untuk dimintai keterangan terkait ini, namun belum direspons.
Dalam beberapa tahun terakhir, China mendorong perusahaan-perusahaan internasional untuk meminta maaf dan menghapus peta yang tidak menunjukkan Taiwan bagian dari China.
(ara/ara)