Seorang perempuan 28 tahun sukses memperoleh gaji US$ 210,000/tahun atau setara Rp 3,3 miliar (Kurs Rp 15,838) sebagai asisten ahli anestesi. Uniknya, ia ternyata tidak pernah mengambil studi di bidang kedokteran. Bagaimana caranya?
Dilansir dari CNBC, Chabely Rodriguez (28), adalah seorang asisten ahli anestesi bersertifikasi atau certified anesthesiologist assistant (CAA) asal Tampa, Florida, Amerika Serikat. Ia bertugas membantu dokter untuk menjaga pasien tetap nyaman saat proses operasi.
Pekerjaan tersebut memberinya gaji yang sangat layak. Pekerjaan itu juga membuatnya bisa bekerja sebagai pekerja medis tanpa perlu bersekolah di bidang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menyenangi sains saat tumbuh besar. Karena itu saya ingin berkarir di bidang medis," ucap Rodriguez dikutip dari CNBC, Selasa (31/10/2023).
Di tahun keduanya sebagai CAA, Rodriguez sudah memperoleh gaji US$ 210,000 atau Rp 3,3 miliar dalam setahun. Gaji dasarnya berkisar di angka US$ 198,000 atau Rp 3 miliar. Insentif lain pun diberikan jika ia mengambil lembur. Ia pun berambisi mendapat lebih banyak tahun ini.
Rodriguez mengaku bersyukur karena selalu didukung oleh keluarganya yang merupakan imigran asal Meksiko. "Saya sangat menghargai keluarga saya; mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan saya," kata Rodriguez.
"Saat tumbuh dewasa, kami tidak punya waktu istirahat, tapi sekarang, sebagai orang dewasa, kami semua menyediakan waktu untuk bersama," sambungnya.
Anak Petani Meraih Mimpi
Bukan hal yang mudah bagi Rodriguez mengejar mimpinya di bidang medis. Kedua orangnya adalah petani. Untuk bisa bersekolah di Brooklyn Clollage, New York, ia mengaku pontang-panting mencari beasiswa.
Ia sempat belajar kimia di jalur pra-kedokteran. Tetapi setelah dia lulus, Rodriguez menyadari waktu dan biaya untuk sekolah di bidang kedokteran bukan komitmen yang diinginkannya.
Rodriguez pun mulai mencari informasi lebih banyak tentang profesi asisten dokter. Jalan ini ternyata cocok untuknya.
" Saya mulai mencari lebih banyak tentang asisten dokter, yang memiliki tanggung jawab serupa (dokter) tapi dengan jangka waktu yang lebih pendek dan biasanya utangnya lebih sedikit," katanya.
"Kompensasinya akan lebih sedikit, tapi saya merasa itu sepadan dengan waktu yang saya tukarkan," sambungnya.
Setelah meraih gelar sarjana di bidang anestesi, Rodriguez kemudian tancap gas untuk memburu gelar magister di bidang anestesi. Ia pun berhasil meraihnya di Nova Southeastern University di Fort Lauderdale, Florida.
Dengan gajinya yang waktu itu 'hanya' US$150,000 atau Rp 2,3 miliar (Kurs Rp 15,838) setahun, Rodriguez pun berjudi mencari pinjaman berkuliah. Sebab, total biayanya berkisar di angka US$ 200.000 atau Rp 3,1 miliar (Kurs Rp 15,838) dalam dua tahun.
'Perjudiannya' sukses, saat ia lulus pada 2021, Rodriguez bisa membayar seluruh utang pendidikannya. Enam bulan setelah lulus, Rodriguez bahkan sudah bisa menerima gaji enam digit.
Rodriguez mengatakan tumbuh dengan kemiskinan membuatnya memiliki pola pikir hemat. Ia selalu menabung. Sampai saat ini, ia bahkan masih memikirkan skenario terburuk seperti kehilangan pekerjaan.
Rodriguez mengaku bisa saja memilih hidup dengan barang mewah dengan gajinya. Namun, ia memilih tidak melakukan hal itu. Rodriguez saat ini bahkan hidup bersama seorang kawan untuk mengurangi biaya tempat tinggal.
"Saya hanya merasa ingin selalu mempersiapkan diri untuk yang terburuk. Saya telah bekerja lembur berkali-kali hanya untuk memastikan bahwa saya selalu mempunyai tabungan ekstra," pungkasnya.
(das/das)