Raksasa Pelayaran Maersk Mau PHK Lagi, Kini 3.500 Karyawan!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 04 Nov 2023 10:30 WIB
Foto: agung pambudhy
Jakarta -

Raksasa pelayaran dunia, AP Moller-Maersk, akan memangkas sebanyak 3.500 karyawannya. Langkah ini dilakukannya menyusul pemutusan hubungan kerja (PHK) ke 6.500 karyawannya pada awal tahun 2023 ini.

Dengan demikian, dalam 2023 ini Maersk terhitung memangkas sekitar 10.000 karyawan. perusahaan merasa PHK lanjutan perlu dilakukan karena penurunan permintaan dan rendahnya tarif angkutan laut. Perusahaan pengangkut barang pengecer besar seperti Nike ini melaporkan labanya turun drastis hingga 92% pada kuartal terbarunya.

Biaya pengiriman barang sempat melonjak pada tahun pertama pandemi Covid-19, ketika lockdown dicabut dan bisnis mulai melanjutkan perdagangan sehingga meningkatkan pesanan. Kondisi ini menyebabkan kemacetan dan masalah logistik di pelabuhan Inggris. Ada juga kekurangan peti kemas di Asia, yang turut meningkatkan inflasi.

Namun baru-baru ini, inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga telah membatasi pengeluaran dan mengurangi permintaan. Maersk pun sebelumnya memperingatkan pada bulan Agustus tentang penurunan tajam permintaan global untuk pengiriman kontainer melalui laut pada tahun ini.

Kemudian, pada Jumat kemarin, perusahaan asal Denmark tersebut mengatakan bahwa ada tekanan signifikan terhadap suku bunga dalam beberapa bulan terakhir.

"Industri kami menghadapi kondisi normal baru dengan melemahnya permintaan, harga kembali sejajar dengan tingkat historis dan tekanan inflasi pada basis biaya kami," kata CEO Maersk Vincent Clerc, dilansir dari BBC, Sabtu (4/11/2023),

"Sejak musim panas, kami telah melihat kelebihan kapasitas di sebagian besar wilayah yang memicu penurunan harga dan tidak ada peningkatan nyata dalam daur ulang atau penghentian penggunaan kapal," sambungnya.

Maersk telah mengurangi stafnya menjadi sekitar 103,500 dari 110,000 pada awal tahun ini. Hilangnya lapangan kerja akan mengurangi jumlah tenaga kerja globalnya hingga di bawah 100.000 orang. Sekitar 2.500 dari 3.500 jabatan terbaru akan diberhentikan dalam beberapa bulan mendatang, dan sisanya pada tahun 2024.

Adapun dari langkah PHK ini, diperkirakan Maersk akan menghemat £600 juta bagi bisnis tahun depan. Namun perusahaan belum mengungkapkan lokasi pemotongan atau jenis peran yang akan terimbas.

Dalam tiga bulan hingga September, laba sebelum pajak Maersk turun menjadi US$ 691 juta, dibandingkan US$ 9,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan turun menjadi US$ 12,1 miliar dari US$ 22,7 miliar.

Sementara itu pada pekan lalu, pendiri perusahaan mainan The Entertainer Garry Grant, mengatakan kepada program BBC Today, biaya pengiriman barang-barang pengecer tersebut telah mengalami penurunan drastis. "Turun selama enam bulan terakhir, kembali ke tingkat sebelum pandemi," kata Grant.

Dia mengatakan, harga satu kontainer sekarang adalah sekitar US$ 2.000, jauh dibandingkan dengan US$ 18.000 pada tahun lalu. Menurutnya, kondisi di tahun lalu itu sangat membantu perusahaan untuk mengefisiensikan sejumlah harga. Menyusul hasil Maersk, saham grup tersebut turun 11,1% pada Jumat pagi.

"Perlambatan ekonomi global, risiko tekanan keuangan dan daftar panjang ketegangan geopolitik, mulai dari ketegangan hubungan Tiongkok-AS, perang di Ukraina dan di Timur Tengah dapat menghapuskan perbaikan yang diharapkan," ujarnya.




(shc/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork