Israel Diprediksi Habiskan Rp 794,47 T untuk Perang di Gaza

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 06 Nov 2023 08:15 WIB
Kamp Pengungsi Maghazi di Gaza Diserang Israel/Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM
Jakarta -

Surat kabar keuangan Calcalist melaporkan bahwa perang Israel dengan Hamas di Jalur Gaza akan menelan biaya US$ 51 miliar atau Rp 794,478 triliun (kurs Rp 15.578). Jumlah itu setara dengan 10% dari produk domestik bruto (PDB).

Perkiraan itu didasarkan pada perang yang berlangsung antara 8-12 bulan. Prediksi didasari karena terbatasnya aktivitas di Gaza, tanpa memasukkan perhitungan biaya serangan yang turut dilancarkan ke Hizbullah Lebanon.

"Tanpa partisipasi penuh Hizbullah Lebanon, Iran atau Yaman, dan sekitar 350.000 orang Israel yang direkrut sebagai cadangan militer segera kembali bekerja," sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (6/11/2023).

Meski begitu, Kementerian Keuangan Israel tidak membenarkan data yang dikeluarkan Calcalist soal biaya tersebut. Calcalist menyebutkan, setengah dari biaya tersebut akan digunakan untuk biaya pertahanan US$ 252 juta per hari, US$ 4,2-5 miliar untuk kompensasi bisnis, dan US$ 2,5-5 miliar untuk rehabilitasi.

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich sebelumnya mengatakan pemerintah Israel sedang mempersiapkan paket bantuan ekonomi bagi mereka yang terkena dampak perang. Bantuan digadang-gadang akan lebih besar dan luas dibandingkan selama pandemi COVID-19.

Pada Kamis (2/11), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berkomitmen untuk membantu semua orang yang terdampak perang. "Arahan saya jelas. Buka keran dan salurkan dana kepada siapapun yang membutuhkan," ujarnya tanpa menyebutkan angka.

"Sama seperti yang kami lakukan pada masa COVID-19. Dalam satu dekade terakhir, kami telah membangun perekonomian yang sangat kuat di sini dan bahkan jika perang menuntut dampak ekonomi dari kami seperti yang terjadi saat ini, kami akan membayarnya tanpa ragu-ragu,' tambahnya.

Di tengah memanasnya Israel dengan Hamas, S&P memangkas prospek kredit Israel dari stabil menjadi negatif. Sementara Moody's dan Fitch masih meninjau ulang peringkat Israel untuk kemungkinan dilakukan penurunan.




(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork