Buka-bukaan Sri Mulyani soal Ekonomi RI yang Nggak Sampai 5%

Buka-bukaan Sri Mulyani soal Ekonomi RI yang Nggak Sampai 5%

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 07 Nov 2023 07:00 WIB
Menkeu Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir bicara soal keberadaan Harley Davidson dan Brompton di pesawat Garuda. Menteri BUMN ungkap pemilik Harley itu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 menyentuh 4,94% year on year (yoy), atau tak sampai 5%. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, terdapat data BPS yang menunjukkan tingkat konsumsi lebih rendah dibanding ekspektasi pemerintah.

"Tentu kita melihat dari sisi 4,94% dibandingkan outlook yang selama ini disampaikan, untuk konsumsi yang dikeluarkan BPS relatif lebih rendah dari yang kita ekspektasi. Kita lihat consumer confidence tinggi namun translation-nya kepada consumption tidak setinggi yang kita harapkan," ujarnya dalam konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, dikutip Selasa (7/10/2023).

"Kita lihat pengaruhnya apakah psikologis, El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor, kita perlu lihat," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penyebab lain lesunya perekonomian pada kuartal III-2023 adalah konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi. Tercatat konsumsi pemerintah kontraksi 3,76% dengan distribusi 7,16%.

Amalia menjelaskan terkontraksinya konsumsi pemerintah karena adanya penurunan belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial. Ditambah ada pergeseran pencairan gaji ke-13 Aparatur Sipil Negara (ASN), dari yang biasanya di kuartal III menjadi kuartal II.

ADVERTISEMENT

Meski begitu Sri Mulyani menyebut PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) di kuartal III tumbuh positif di angka 5,7%. Industri manufaktur juga positif dan harus dijaga pemerintah Indonesia.

Sementara itu sisi konsumsi pemerintah tercatat negatif. Ia menjelaskan belanja pemerintah umumnya baru terealisasi pada kuartal IV.

"Dari sisi konsumsi pemerintah yang tadi negatif, kita melihat kuartal III seasonally government consumption negatif. Beberapa belanja ini baru terealisasi pada Q4. Saya kemarin sudah hitung dari postur sampai Desember, melihat alokasi belanja masih ada 3 bulan terakhir itu belanja yang ada di APBN itu masih 1.078 triliun," jelasnya.

Dari sisi penerimaan negara, pihaknya sudah mengumpulkan Rp 650 triliun. Adapun Sri Mulyani menyebut pihaknya bakal memperbaiki outlook perekonomian kuartal IV untuk menjaga pertumbuhannya di level 5%.

Lihat juga Video: Jokowi Ungkap Perang Hamas-Israel Bisa Bikin Harga Minyak Dunia Naik

[Gambas:Video 20detik]



(ily/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads