TikTok akan menutup program Creator Fund di sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, dan Prancis pada akhir tahun ini. Penutupan program membuat para content creator di berbagai negara itu tidak bisa memonetisasi konten atau meraup untung dari TikTok.
Padahal, TikTok sempat berjanji akan memberi total US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun (kurs Rp 15.600) lewat program Creator Fund dalam kurun tiga tahun. Para content creator TikTok di AS, Inggris, Jerman, dan Prancis, disebut tidak akan bisa lagi memanfaatkan program Creator Fund untuk memonetisasi konten.
Dikutip dari The Verge, Selasa (7/11/2023), juru bicara TikTok Maria Jung, mengatakan bahwa pihaknya menutup program Creator Fund di empat negara itu mulai 16 Desember 2023. Namun, para Tiktokers di Italia dan Spanyol tidak akan terpengaruh perubahan kebijakan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program Creator Fund awalnya diperkenalkan pada 2020 oleh TikTok. TikTok menjanjikan bahwa perusahaan menyiapkan dana total US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun (kurs Rp 15.600) dalam kurun tiga tahun bagi masyarakat yang membuat konten-konten viral.
Dalam perjalanannya, sejumlah influencer dan content creator mengeluhkan hanya memperoleh sedikit uang dari konten yang monetisasi. Jumlahnya sangat rendah, terkadang hanya beberapa lembar dolar untuk video yang mencapai jutaan viewers.
Hal ini menyebabkan para content creator tidak mungkin untuk mencari penghidupan dari program TikTok Creator Fund. Perwakilan TikTok pun tidak merespons ketika dimintai konfirmasi perihal apakah total US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun (kurs Rp 15.600) itu sudah dicairkan sepenuhnya kepada para content creator.
Namun pada Februari 2023, TikTok memperkenalkan sebuah metode monetisasi baru yang diklaim akan menghasilkan uang lebih banyak bagi kreator populer. Program tersebut dinamakan The Creativity Program.
Tidak seperti TikTok Creator Fund, The Creativity Program mewajibkan content kreator untuk membuat video lebih dari satu menit. Hal ini berbeda dengan situasi awal TikTok yang ramai digunakan karena mempopulerkan video pendek.
Kemudian, alih-alih mempublikasikan asal pembayaran, TikTok mengatakan pendapatan para content creator akan berdasar pada jumlah penonton (viewers) serta indikator lainnya. Dengan sistem baru ini, Maria Jung mengatakan pihaknya mengundang para pembuat konten yang memenuhi syarat untuk mengikuti program tersebut.
Maria mengatakan, para content creator di Inggris, AS, Jerman, dan Prancis bisa mendapat penghasilan lebih banyak atau 20 kali lipat dari program The Creator Fund.
(ara/ara)