Lain halnya dengan belahan dunia lain yang menggelar diskon saat Hari Valentine, China memberikan potongan harga besar-besaran di hari buat para jomblo. Hari tersebut diharapkan mampu mengembalikan gairah belanja masyarakat dengan banyaknya diskon bertebaran.
Single's Day atau Hari Bujang pada dasarnya bermula di Universitas Nanjing pada 1993 bernama "Bachelor's Day". Pada hari itu, para mahasiswa single memanjakan diri dengan hadiah, pesta, dan pentas untuk merayakan kejombloan kaum single.
Perayaan tersebut dimanfaatkan hingga hari ini dengan digelarnya potongan harga besar-besaran di berbagai gerai dan e-commerce. Single's Day berlangsung selama seminggu penuh hingga 11 November setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan konsultasi, Birm, mencatat pada 2022, perayaan ini berhasil meraup US$ 157,97 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun (kurs Rp 15.500). Nilai tersebut empat kali lipat lebih besar dibandingkan Cyber Week AS dengan jumlah pembelian US$ 35,5 juta yang dicatat Adobe Analytics.
Meskipun nilai tersebut tinggi, peningkatan jumlah pembelian justru melambat. Tingkat perkembangannya hanya sebesar 3% akibat pandemi yang berlangsung.
Ketatnya aturan penanganan Covid-19 memengaruhi penjualan di China. Meskipun begitu, beberapa pakar industri mengharapkan rebound karena ekonomi membaik dan penjualan streaming langsung tetap kuat.
"Kami optimistis tentang pertumbuhan tahun ini karena pemulihan tampaknya stabil dan konsumsi berada pada tren kenaikan yang lebih jelas," kata Jacob Cooke, salah satu pendiri dan CEO WPIC Marketing + Technologies yang berbasis di Beijing, mengutip Reuters, Sabtu (11/11/23).
Perusahaan konsultan e-commerce-nya mengharapkan penjualan acara belanja China meningkat dalam kisaran antara 14% dan 18% dari tahun lalu. Nilai ini lebih tinggi dari proyeksi Adobe untuk kenaikan 5,4% penjualan Cyber Week.
Tahun lalu, pembeli China menghabiskan lebih banyak untuk kebutuhan pokok, suplemen, vitamin, dan produk perawatan hewan peliharaan. Produk-produk tersebut diperkirakan akan tetap diminati tahun ini, bersama dengan produk-produk gaya hidup, seperti pakaian atletik dan peralatan olahraga.
Beberapa merek ternama Amerika juga diuntungkan dalam Single's Day. Nike, Apple, dan L'Oreal merupakan tiga nama yang paling diuntungkan dalam ajang ini. JD.com telah mencatat Apple menjual produk senilai lebih dari 1 miliar Yuan pada menit pertama periode penjualan akhir acara tersebut.
Namun, untuk tahun ini, beberapa perusahaan global, mulai dari L'Oreal hingga Estee Lauder lebih berhati-hati berbelanja di China selama acara ini.
"Periode presale Tmall dan khususnya pada-secara umum, Singles Day, menegaskan tren yang lebih lambat dibandingkan tahun lalu," kata CEO Estee Lauder Fabrizio Freda pekan lalu.
(eds/eds)