Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Naik Jadi Rp 13.000/Kg, Penjualan Anjlok

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Naik Jadi Rp 13.000/Kg, Penjualan Anjlok

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 13 Nov 2023 13:14 WIB
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Naik Jadi Rp 13.000/Kg, Penjualan Anjlok
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Naik Jadi Rp 13.000/Kg, Penjualan Anjlok/Foto: Samuel Gading/detikcom
Jakarta -

Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Sejumlah penjual mengatakan, kenaikan harga beras mencapai 10% dan membuat penjualan turun 50%.

Ita, penjual beras dari CV Lautan Mas mengatakan, pihaknya menjual beras jenis IR-64 I. Harganya naik dari Rp 13.000/kg dari sebelumnya Rp 12.000/kg. "Naik 10%. Harganya di atas Rp 13.000/kg. Normalnya Rp 12.000/kg," katanya kepada detikcom, Senin (13/11/2023).

Lebih lanjut, ia mengatakan kenaikan harga beras disebabkan pasokan yang berkurang karena gagal panen. Hal ini lantas membuat penjualan turun 50%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita jual langsung ke restoran. Itu karena harga naik jadi ada penurunan pembelian. Jadinya sepi. Menurun jauh hampir 50% karena gabahnya mahal. Naiknya nggak kira-kira. Kalau tahun lalu habis naik kan langsung turun. Ini setelah stabil naik lagi," bebernya.

Ditemui di tempat terpisah, Riyadi, Kepala Penjualan CV Menara Citra Selaras (MCA) menjelaskan, pihaknya menjual beras paling murah Rp 12.800/kg untuk jenis medium IR-64 I. Sejumlah ini juga naik 10% dari sebelumnya Rp 11.300/kg. "Naiknya 10% dari sebab normalnya Rp 11.300/kg. Ini dalam tiga bulan terakhir," ucapnya kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Riyadi kemudian menjelaskan kenaikan terjadi di tingkat petani karena harga gabah kering naik yang berpengaruh terhadap tingkat penjualan. Namun tidak seperti Ita, ia menjelaskan penurunan penjualan di perusahaannya tidak mencapai angka 50%.

"Kenaikan di tingkat petani karena harga gabah. Premium harganya ketinggian jadi ga main. Dari penggilingan langsung ke Pasar Induk kita jualnya, bukan ke pengecer. Buat Bulog sendiri ada menjual tapi sedikit yang kita jual. Harganya sekitar 11 ribuan. Kenaikan berpengaruh tapi tidak sampai 50%," jelasnya.

Harga beras di PIBC berlanjut ke halaman berikutnya.

Harga Beras di PIBC

Harga beras medium maupun premium di PIBC masih di atas HET. Sebab, menurut Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2003 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras, HET beras untuk Zona 1, yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, adalah Rp 10.900/kg untuk beras medium dan Rp. 13.900/kg untuk beras premium.

Rincian Harga Beras di PIBC:

1. Beras IR-64 III, jenis (Rp 11.030/kg/medium)
2. Beras IR-64 II, jenis Medium (Rp 12.700/kg/medium)
3. Beras IR-64 I (Rp.13.428/kg/medium)
4. Beras IR 42 I (Rp 14.185/premium)

Adapun Menurut data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (13/11) pukul 11.00 WIB, harga rata-rata beras medium di DKI Jakarta berada di angka Rp 12.800/kg. Sedangkan untuk harga rata-rata beras premium, berada di angka Rp 14.370/kg.

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Naik Jadi Rp 13.000/Kg, Penjualan AnjlokHarga Beras di Pasar Induk Cipinang Naik Jadi Rp 13.000/Kg, Penjualan Anjlok Foto: Samuel Gading/detikcom

Sebab Harga Beras Tinggi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency, Arief Prasetyo Adi, pun sempat mengungkap penyebab harga beras masih tinggi. Menurutnya, disebabkan oleh harga Gabah Kering Panen (GKP) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi sehingga penggilingan juga tidak memiliki banyak stok GKP.

"Hari ini, seperti ini artinya penggiling padi tidak dapat GKP. Karena GKP harganya tinggi, maka harga beras tinggi," kata di Gudang Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).

Menurut data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (13/11) pukul 12.00 WIB, harga Rata-rata nasional GKP di tingkat petani mencapai Rp 6.620/kg. Sementara harga rata-rata nasional GKP tingkat penggilingan bertengger di angka Rp 6.980/kg.

Sejumlah data tersebut pun tercatat meningkat dalam enam bulan terakhir. Untuk GKP tingkat petani meningkat dari Rp 5.140 (Juli) menjadi Rp 6.000 (November). Adapun untuk GKP tingkat penggilingan meningkat dari Rp 5.550 (Juli) menjadi Rp 6.640 (November).

Oleh sebab itu pada pada Sabtu (11/11/2023), Arief mengatakan pihaknya akan memastikan ketersediaan pasokan terlebih dahulu. Sebab selain melonjaknya harga GKP, musim panen padi pada 2024 dipastikan mundur.

Kemunduran terjadi karena masa tanam 1 (MT-1) mundur karena hujan turun lambat. Dari yang harusnya dimulai Agustus menjadi akhir November 2023.

"Turun hujannya baru akhir November dan Desember, jadi panen agak mundur. Harga berikutnya, yang nomor satu availability dulu, kalau harga tinggal kita sesuaikan. Kan sekarang ada bantuan pangan, stabilisasi SPHP (juga), semua kita jalankan," ungkap Arief di Komplek PT Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat.


Hide Ads