Saran Pengusaha ke Pemerintah Agar Harga Beras Bisa Turun

Saran Pengusaha ke Pemerintah Agar Harga Beras Bisa Turun

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 13 Nov 2023 16:01 WIB
Pekerja melakukan aktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (17/10/2023). Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras hari ini, Selasa (17/10/2023) naik Rp 40 jadi Rp 13.210 per kg beras medium. Dan, naik Rp 20 ke Rp 14.970 per kg beras premium. Data diakses pukul 12.47 WIB.
Ilustrasi/Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta -

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan ada sejumlah langkah yang harus dilakukan pemerintah agar harga beras bisa turun. Menurutnya, segelintir hal ini harus ditempuh untuk mengatasi meroketnya harga beras sekaligus meningkatkan produksi nasional.

Sutarto mengatakan, bahwa harga beras saat ini sedang melambung tinggi karena beberapa hal, yaitu meningkatnya harga gabah di tingkat petani karena fenomena El Nino, serta menurunnya produksi pertanian. Oleh sebab itu ia mengatakan bahwa ada sejumlah hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga beras.

Pertama, membanjiri pasar dengan bantuan sosial dan operasi pasar untuk memenuhi permintaan beras di pasar. Kedua, menyiapkan surplus hasil panen raya untuk mencukupi ketersediaan stok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus solusi pertama, Sutarto membenarkan bahwa pemerintah sudah melakukan bantuan sosial dan operasi pasar. Namun, ia menyarankan agar program tersebut bisa dipercepat dan jumlahnya lebih besar. Jika hal ini tidak dilakukan, Sutarto mengatakan harga beras di pasar akan selalu tinggi dalam jangka panjang.

"Bantuan sosial dan operasi pasar itu keluarnya harus lancar dan jumlahnya harus kuat. Kalau keluarnya tidak lancar harga tidak akan turun. Turunnya sangat pelan," ucapnya kepada detikcom, Senin (13/11/2023).

ADVERTISEMENT

Langkah berikutnya, Sutarto mengatakan bahwa semua pihak, pemerintah maupun swasta, harus mengerahkan upaya maksimal untuk menggenjot produksi pertanian. Identifikasi masalah pun harus dilakukan pemerintah terhadap penyebab produksi pertanian menurun, salah satunya seperti konversi lahan pertanian.

Menurutnya, konversi lahan pertanian harus diatasi agar sawah bisa meningkatkan kuantitas padi. "Sawah produktif itu jangan dikonversi, jangan ada konversi lahan. Mulai dari situ," tegasnya.

Selain itu, ia menjelaskan persoalan budi daya juga harus betul-betul tepat atau dilakukan dengan pendekatan precision farming. Pendekatan tersebut berarti pengolahan tanah harus sempurna, ketersediaan pupuk juga harus tepat waktu. Adapun lainnya, adalah pengairan lahan-lahan pertanian juga harus lancar dan sesuai kebutuhan.

Setelah tiga hal itu, Sutarto kemudian mengatakan bahwa persoalan hama penyakit yang mengganggu lahan-lahan sawah harus bisa dikendalikan. Ketika keempat hal tersebut terlaksana dengan sempurna, faktor yang tidak kalah penting adalah jaminan di pasar. Hal ini dilakukan pemerintah guna menjaga harga saat panen raya.

"Jaminan pasarnya juga penting. Pemerintah harus mempertahankan harga saat panen raya agar harga beras tidak jatuh. Jadi hal-hal seperti itu harus dilakukan," jelas Sutarto.

(ara/ara)

Hide Ads