Ramai Seruan Boikot Produk Pro Israel, Waralaba di Malaysia Sepi Pembeli

Ramai Seruan Boikot Produk Pro Israel, Waralaba di Malaysia Sepi Pembeli

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 16 Nov 2023 14:30 WIB
Bukan Romantis, Lampu Remang-remang di Restoran Bikin Makanan Tak Enak
Ilustrasi/Foto: Ilustrasi iStock
Jakarta -

Seruan boikot yang menargetkan produk-produk pro Israel semakin menggema. Aksi boikot produk ini tidak hanya diserukan di Indonesia, tapi juga hampir semua negara mayoritas muslim, termasuk Malaysia.

Gelombang boikot itu pun akhirnya memberikan pukulan telak kepada berbagai waralaba makanan dan minuman di negeri Jiran tersebut. Aksi ini telah menyebabkan penurunan jumlah pelanggan dan pendapatan yang signifikan di banyak waralaba terkemuka.

Para manajer dan asisten manajer berbagi cerita soal menghadapi tantangan di tengah situasi ini.Salah seorang manajer toko yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku terkejut karena aksi tersebut juga berpengaruh pada jumlah kunjungan pelanggan. Meskipun, dia bilang tokonya tersebut tidak ada kaitannya dengan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah pelanggan menurun. Hari ini berarti hari ketiga berturut-turut penurunan penjualan sejak Diwali. Biasanya, saat hari raya kita mendapat lonjakan penjualan. Namun, sekarang sudah berubah," katanya dikutip dari New Straits Times, Kamis (16/11/2023).

Dia menegaskan memang tokonya tidak berkaitan sama sekali dengan Israel, apalagi mendukung. Dia hanya mengimpor cangkir-cangkir dari luar negeri dan semua pasokan lainnya bersumber dari dalam negeri.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, persepsi masyarakat terlanjur berbeda sehingga menyebabkan tokonya ikut terseret arus seruan boikot produk pro Israel. "Kami hanya mengimpor cangkir dari luar negeri. Semua barang lainnya, termasuk perlengkapan dapur, bersumber secara lokal dari pabrik kami," jelasnya.

Hal yang senada juga dirasakan oleh salah satu restoran terkenal asal Italia. Asisten manajer tersebut mengakui adanya penurunan penjualan dan pelanggan tetap buntut dari seruan boikot tersebut.

"Pelanggan tetap kami telah berkurang secara signifikan. penjualan kami menurun karena semua orang memilih untuk memboikot. Sebagian besar dari mereka yang berpartisipasi dalam boikot ini adalah warga Melayu," ujarnya.

Sebagai karyawan, dia merasakan dampak dari aksi tersebut. Sayangnya, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia pun memahami dorongan para pelanggan di balik aksi tersebut.

Restoran tersebut, tambahnya, kini kesulitan menarik pelanggan. Situasinya sangat berbeda dengan jam makan siang sebelumnya yang selalu ramai. "Dulu kalau jam makan siang, tempat ini ramai dikunjungi orang, tapi sekarang sulit menarik pelanggan," lanjutnya.

Menurutnya, dampak dari boikot ini tidak hanya dirasakan oleh restoran tempatnya bekerja, melainkan restoran lain juga mengalami hal yang serupa.Berdasarkan pantauan NST, sepinya pengunjung memang sudah terjadi di seluruh tempat. Hal ini ditandai dengan banyaknya kursi yang kosong. Para ekonom juga menyarankan kepada pembeli untuk meneliti kembali merek atau perusahaan yang mereka boikot untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

(ara/ara)

Hide Ads