Thailand mencatat kenaikan ekspor beras hingga 8,5 juta metrik ton. Peningkatan ini didorong oleh tingginya pembelian beras dari sejumlah negara seperti Indonesia dan Filipina.
Selain itu, tingginya ekspor juga disebabkan karen harga beras Thailand lebih murah dibanding Vietnam. "Beras Vietnam mahal sehingga negara-negara seperti Filipina dan Indonesia meningkatkan pesanan beras Thailand," kata Presiden Asosiasi Eksportir Beras Thailand, Chookiat Ophaswongse, dikutip dari Reuters, Kamis (16/11/2023).
Dia mengatakan beras Thailand dijual dengan harga sekitar US$ 550 hingga US$ 555 per metrik ton, sedangkan beras Vietnam dijual dengan harga sekitar US$ 630 per metrik ton.
Thailand adalah eksportir beras terbesar kedua di dunia setelah India. Peningkatan orderan ini juga seiring dengan India yang memutuskan membatasi ekspor beras untuk menjaga pasokan dan harga dalam negerinya.
Catatan terbaru ekspor beras Thailand itu naik daripada periode Januari hingga September. Pada periode itu Thailand mengekspor 6,08 juta ton beras, naik 12% tahun-ke-tahun.
Tahun depan ekspor beras Thailand diprediksi turun menjadi 7,5 juta ton, mengingat India, akan melonggarkan larangan ekspornya.
Produksi beras Thailand pada musim panen 2023-2024 diperkirakan akan menghasilkan 33 juta hingga 34 juta ton, naik 2 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Seperti diketahui, tahun ini Indonesia memang cukup banyak melakukan importasi beras. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Januari hingga Oktober 2023, Indonesia telah mengimpor beras dari Thailand sebanyak 2 juta ton.
Dana yang dikeluarkan mencapai US$ 1,1 miliar. Namun, jumlah impor itu bukan hanya beras medium saja, tetapi termasuk beras khusus yang diperuntukkan untuk kebutuhan khusus, industri atau restoran.
(ada/kil)