Harga beras masih tinggi sampai saat ini. Untuk jenis medium kini rata-rata nasional masih Rp 13.000 per kilogram (kg) dan premium Rp 15.000/kg.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengungkapkan tingginya harga beras sampai saat ini karena tidak sinkronnya antara pasokan dan kebutuhan. Saat ini, produksi beras petani Indonesia mengalami penurunan, sehingga stok dalam negeri untuk masyarakat juga terbatas.
"Kenapa sekarang masih tinggi? Karena memang antara kebutuhan dan suplainya masih terbatas, jadi harganya masih relatif tinggi," kata pria yang akrab disapa Buwas itu dalam wawancara dengan detikcom, ditulis, Selasa (21/11/2023).
Menurunnya produksi padi di Indonesia disebabkan oleh masalah iklim yakni panas ekstrem atau El Nino. Jadi, produksi yang dihasilkan petani terbatas untuk ke pasaran makanya membuat harga melonjak.
"Kondisi alam ini kan nggak mungkin bisa kita lakukan rekayasa atau perlawanan. Nah ini memang di beberapa wilayah produksinya memang belum sesuai harapan, karena cuaca. Tetapi kalau kementerian sudah berupaya," terangnya.
Meski begitu, saat ini harga beras telah berangsur turun dari puncaknya. Buwas mengungkap harga beras saat ini sudah turun di angka Rp 13.000/kg-Rp 14.000/kg, dari sebelumnya sampai Rp 16.000/kg sampai Rp 20.000/kg.
Sebenarnya harga saat ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET) beras yang diatur pemerintah untuk medium Rp 10.900 dan premium Rp 13.900/kg.
"Walaupun itu relatif masih tinggi. Nah ini terus kita lakukan upaya-upaya itu intervensi melalui SPHP. Kemarin juga kita sudah evaluasi tiap minggu kita evaluasi bagaimana penyaluran SPHP, kendala-kendalanya, masalahnya, terus kita sikapi," jelasnya.
Baca juga: Putar Otak Redam Buas Gejolak Harga Beras |
Sebagai informasi, berdasarkan data Panel Harga Pangan, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani saat ini memang di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.410/kg. Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat penggilingan kini Rp 6.960/kg, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan kini sudah mencapai Rp 7.600/kg.
Harga saat ini tentu jauh di atas HPP yang ditentukan pemerintah GKP di tingkat petani Rp 5.000/kg, GKP di tingkat penggilingan Rp 5.100/kg, GKG di penggilingan Rp 6.200/kg.
Harga beras medium di tingkat penggilingan saja sudah di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 10.900/kg, kini di angka Rp 12.260/kg. Kemudian beras premium di penggilingan Rp 13.640/kg.
Hal ini tentu akan mengerek harga beras di pasaran juga. Harga beras medium saat ini secara rata-rata nasional Rp 13.080/kg dan premium Rp 15.000/kg.
Langkah Stabilisasi Harga Beras
Untuk mengintervensi harga beras, Perum Bulog ditugaskan oleh pemerintah menyalurkan beras secara murah atau operasi pasar. Hal itu dilakukan dengan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) ke ritel modern, pasar tradisional hingga ke pasar murah daerah-daerah.
Selain operasi pasar, Perum Bulog juga ditugaskan sejak awal tahun melakukan penyaluran bantuan pangan beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan pangan ini disalurkan kepada masyarakat miskin agar tidak terdampak dengan tingginya harga beras.
"Ada program-program peningkatan SPHP ya, mungkin nanti kita upayakan terus, termasuk juga bantuan pangan, plus nanti sudah ada mulai secara sporadis panen-panen di beberapa wilayah. Itu saya kira sendirinya akan turun (harga beras)," jelas Buwas.
Setiap bulannya 21,3 juta KPM itu akan menerima 10 kg beras. Program ini telah berlangsung pada awal tahun, kemudian September hingga November. Kemudian pemerintah memperpanjang lagi sampai Desember 2023 hingga Juni 2024.
Penyaluran bantuan pangan sendiri untuk 3 bulan, Bulog menyalurkan 640.000 ton per 3 bulannya. Kemudian untuk operasi pasar melalui SPHP yang disalurkan sebanyak 120.000 sampai 150.000 ton.
(ada/eds)