Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengusulkan agar kendaraan berat sumbu 3 untuk dilarang beroperasi saat puncak Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024. Langkah ini diharapkan dapat membantu memperlancar arus kendaraan, terutama pada puncak arus mudik dan arus balik.
Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi mengatakan, usulan tersebut sudah disampaikan ke Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kini, pihaknya masih menunggu usulan tersebut resmi ditandatangani.
"Pada arus puncak yang diperkirakan akan terjadi pada tanggal 22 (Desember 2023), kita harapkan angkutan berat sumbu 3 sudah bisa kita informasikan sejak awal agar tidak dioperasionalkan," kata Firman dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Gedung DPR RI, Selasa (13/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, diperkirakan akan ada dua kali puncak arus mudik dan arus balik. Pertama, puncak arus mudik Natal pada 22 s.d 23 Desember dan puncak arus baliknya 26 s.d 27 Desember. Sementara untuk puncak arus mudik Tahun Baru, terjadi pada 29 s.d 30 Desember, dan arus baliknya 1 s.d 2 Januari.
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada Sabtu (23/12/2023) 11,62% sebanyak 12,5 juta orang, Sabtu (30/12/2023) 11,43% sebanyak 12,31 juta orang, dan Jumat (22/12/2023) 8,22% sebanyak 8,85 juta orang. Selanjutnya, puncak arus balik diprediksi terjadi pada Selasa (2/1/2024) 18,96% sebanyak 20,41 juta orang, Senin (1/1/2024) 16,92% sebanyak 18,21 juta orang, dan Selasa (26/12/2023) 11,16% sebanyak 12,01 juta orang.
Firman mengatakan, usulan ini disampaikannya dengan harapan bisa menambah kelancaran arus lalu lintas selama Libur Nataru 2023-2024. Adapun selama periode liburan kali ini, diproyeksikan akan ada sebanyak 107,63 juta orang mudik. Angka ini naik 143,65% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 44,17 juta orang.
"Ini harapan kami bisa menambah kelancaran dan ini perlu kita sampaikan melalui media dan sosialisasi kepada pengusaha angkutan berat untuk bisa memahami dan bisa ikut partisipasi dengan tidak mengoperasikan pada saat tanggal-tanggal yang dimaksud," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan hasil survei tersebut, pergerakan pemudik didominasi berasal dari kendaraan asal Jawa Timur 16,30% (17,54 juta orang). Kemudian Jabodetabek 13,76% (14,81 juta orang), Jawa Tengah 13,21% (14,22 juta orang), Jawa Barat 10,39% (11,18 juta orang) dan Sumatera Utara 6,93% (7,45 juta orang).
Sementara untuk 5 daerah tujuan perjalanan terbesar yaitu Jawa Timur 15,18% (16,34 juta orang). Kemudian, Jawa Tengah 13,80% (14,86 juta orang), Jawa Barat 11,62% (12,51 juta orang), Jabodetabek 9,19% (9,89 juta orang), dan D.I Yogyakarta 8,92% (9,60 juta orang).
Dari hasil itu juga ditemui bahwa yang tertinggi ialah keberangkatan menuju tempat wisata sebesar 45%, pulang kampung 30%, dan merayakan nataru 18%. Sementara untuk moda yang digunakan mobil pribadi tetap nomor satu 35%, sepeda motor 17%, kereta api (KA) 13%, disusul pesawat, bus, hingga kapal laut.
Kemudian untuk jalur yang digunakan, diprediksikan untuk mobil dominan akan melalui Tol Trans Jawa (TTJ) sebanyak 31%, Tol Cipularang 19%, Tol Jagorawi 15%. Melihat peningkatan yang cukup signifikan ini, Budi mengupayakan agar persiapannya terus dimatangkan hingga menjelang waktu mudik.
(shc/rrd)