Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono ingin mengembangkan kampung nelayan modern (kalamo) yang telah dibangun di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua ke daerah lain. Selain meningkatkan produktivitas, pembangunan kampung nelayan modern ini bisa mengubah kesan kampung nelayan yang selama ini dicap kumuh.
Sakti berharap, pada tahun depan ada 2-3 kampung nelayan modern di Pantura Jawa.
"Nanti saya minta kepada Dirjen Tangkap di daerah paling jelek itu kan pantura ya, Pantura Jawa nanti saya pengin 2024 itu ada dua atau tiga yang kita buat sama seperti ini. Jadi nanti dia berubah dia menjadi bersih, lalu kemudian menjadi tempat...tematik kalau tematiknya nanti kuliner ikan ya kuliner ikan, tapi orang pergi ke situ nyaman, kaya di luar negeri," terangnya di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Rabu (22/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan kampung nelayan modern di Biak Papua menghabiskan anggaran Rp 22 miliar. Anggaran tersebut berasal dari APBN yakni dengan mengintegrasikan anggaran dari sejumlah direktorat jenderal.
Sakti menyebut, idealnya pembangunan kampung nelayan modern menghabiskan anggaran Rp 25-30 miliar.
Dia mengatakan, pembangunan kampung nelayan modern tersebut menggunakan tolak ukur (benchmark) luar negeri seperti Norwegia dan Spanyol. Dengan adanya kampung nelayan modern ini, masyarakat akan nyaman ke kampung nelayan.
"Di luar negeri, Norway, di Spanyol jadi kalau kampung nelayan orang itu kalau bule-bule dia dasaran ada ikan-ikan dibakar, ada tenda-tenda, makan di situ, ngobrol ngopi, bersih nggak bau ikan," katanya.
(fdl/fdl)