Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam meredam dampak inflasi imbas gejolak harga pangan. APBN hadir melalui anggaran untuk bantuan sosial (bansos).
"Masyarakat dilindungi baik itu dari gejolak harga komoditas, inflasi yang menggerogoti harga pangan dan kecenderungan harga energi yang terus volatile," kata Sri Mulyani di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).
Dia mengatakan hal itulah yang menjadi penyebab APBN sebagai shock absorber harus membelanjakan dengan nominal cukup besar untuk bantuan sosial. Di sisi lain, untuk investasi dan meningkatkan produktivitas belanja di sektor pembangunan dan infrastruktur akan tetap diprioritaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah kondisi yang tidak bisa diprediksi dan dinamis, ia menjelaskan APBN yang surplus menandakan Indonesia mempunyai kemampuan untuk menjaga dan menahan ketidakpastian yang tinggi.
"Meski demikian, kita tetap meng-issue surat utang, tapi kita memiliki baik pilihan secara waktu maupun nilai tukar berdasarkan gejolak yang ada dan yield yang bergerak. Ini juga memberikan kita pilihan untuk issue dari sisi timing volume nya dan tentu dari jenis surat berharga apa itu konvensional apa dari sukuk," lanjutnya.
Sri Mulyani bilang, dengan pulihnya APBN sejak pandemi dan kinerja dari keuangan yang cukup baik, memberikan perekonomian Indonesia punya daya tahan dari guncangan dan ketidakpastian ekonomi global.
(ara/ara)