Gandeng e-Commerce Lokal, TikTok Shop Bakal Jadi Kayak Apa?

Gandeng e-Commerce Lokal, TikTok Shop Bakal Jadi Kayak Apa?

Samuel Gading - detikFinance
Selasa, 28 Nov 2023 16:37 WIB
Ilustrasi Akun TikTok untuk Anak
Foto: iStock
Jakarta -

TikTok santer dikabarkan bakal menggandeng perusahaan e-commerce lokal untuk menghidupkan kembali TikTok Shop di Indonesia. Jika memang terjadi, keputusan tersebut dinilai sejumlah pengamat ekonomi sebagai langkah yang tepat.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa kerja sama antara TikTok dan platform e-commerce lokal akan memberi nuansa berbeda bagi TikTok Shop. Sebab, hal ini berarti TikTok resmi sudah memisahkan kanal media sosial dan e-commercenya dari yang sebelumnya social commerce.

"Kerja sama antara TikTok dengan platform e-commerce lokal akan berbeda konteksnya saat TikTok punya social commerce yakni TikTok Shop. Karena saat jadi social commerce dia menggabungkan antara fitur media sosial dan e-commerce." ucapnya kepada detikcom via telepon, Selasa (28/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bhima juga menilai, Tiktok akan sulit bersaing jika menjadi e-commerce sendiri. Untuk itu, dia menganggap bergabungnya Tiktok Shop dengan platform lain menjadi langkah tepat.

"Jadi strategi terbaik adalah kerja sama entah dalam kolaborasi atau penempatan saham di platform e-commerce existing. Bisa saling sharing teknologi, layanan, sharing dari sisi teknologi pembiayaan kemudian pembayaran dan teknologi logistik." bebernya.

ADVERTISEMENT

Hal senada diungkapkan ekonom, Nailul Huda. Dia meyakini bahwa kolaborasi antar TikTok Shop akan berdampak positif terhadap e-commerce lokal yang akan digandeng TikTok.

"Langkah yang bagus apabila TikTok bisa membuka layanan e-commerce-nya terlebih bisa mensinkronkan layanan e-commerce dengan social media TikTok tanpa catatan melanggar ketentuan," terangnya.

Menurutnya, upaya TikTok menggandeng e-commerce lokal akan menjadi langkah bagus apalagi jika TikTok bisa menyinkronkan layanan TikTok Shop dengan media sosial TikTok. Namun dengan catatan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.

Menurut Nailul, hal tersebut juga akan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia. Sebab, akan ada lebih banyak channel atau kanal yang bisa digunakan oleh UMKM untuk memasarkan produk. Sebagai salah satu media sosial terbesar, TikTok pun bisa menjadi pasar yang atraktif bagi UMKM.

"Peluang tersebut perlu dukungan juga dari pemerintah untuk bisa lebih akseleratif membantu UMKM beradaptasi secara digital," sambungnya.

Kendati demikian, jika memang betul TikTok akan bergabung dengan Tokopedia, ia mengatakan TikTok Shop akan menjadi pesaing berat Shopeelive. Pasalnya, TikTok memiliki kekuatan besar yang bisa dimanfaatkan oleh Tokopedia. Namun ia menilai situasi ini baru bisa terjadi jika dua kondisi terpenuhi. Pertama adalah meningkatnya cakupan interaksi antara penjual dan pembeli, dan kedua adalah diskon.

"Terutama yang kedua. Bagi TikTok, pengguna TikTok akan semakin 'loyal' dengan TikTok karena kemudahan-kemudahan yang ada di fitur aplikasi TikTok," bebernya.

Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membocorkan bahwa TikTok tengah menjalin pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan e-commerce Indonesia terkait peluang kemitraan. Langkah ini dilakukan sebulan usai pemerintah melarang TikTok berjualan dan melakukan transaksi melalui TikTok Shop.

Teten mengatakan, TikTok telah berhubungan dengan lima perusahaan, termasuk unit e-commerce GoTo Tokopedia, Bukalapak.com, dan Blibli.

"Beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia telah berbicara dengan TikTok," katanya dalam sebuah wawancara pada Senin (13/11) dikutip dari Reuters.

Dikonfirmasi kembali pada Senin (27/11/23), Teten kemudian mengaku memperoleh informasi mengenai hal tersebut dari Bukalapak dan Tokopedia.

"Soal Tiktok akan kerja sama dengan e-commerce dalam negeri sudah saya dengar dari mereka yang dijajaki kerja sama. Saya sudah dapat info dari Bukalapak dan Tokopedia," ucapnya kepada detikcom, saat dihubungi lewat pesan singkat.

Kepala Staf Presiden periode 2015-2018 ini mengatakan tidak menyoal jika TikTok Shop hendak dibuka kembali di Indonesia. Namun, ia mengingatkan, platform tersebut harus menghormati dan menghargai lima syarat jika hendak masuk kembali lewat e-commerce lokal.

Pertama, TikTok harus menaruh respek terhadap ekonomi nasional. Kedua, platform itu diharapkan membangun model bisnis yang berkelanjutan. Syarat ketiga, Tiktok diminta tidak lagi melakukan predatory pricing atau memperdagangkan produk atau jasa dengan harga sangat rendah untuk menyingkirkan atau mematikan usaha kompetitor.

Keempat, Tiktok maupun platform global diharapkan tidak memasukan produk impor dumping alias menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih mudah dibandingkan di dalam negeri. Syarat terakhir, TikTok maupun platform global diharapkan mengakomodir dan tidak mendiskriminasi produk UMKM lokal.

"Semua platform global harus respect terhadap kepentingan ekonomi nasional, membangun model bisnis yang sustain. Tidak lagi melakukan predatory pricing, memasukkan produk impor dumping yang mematikan produk dalam negeri/UMKM atau mendiskriminasi produk lokal," tegasnya.

Di hari yang sama, detikcom telah meminta menghubungi Head of Communication Tiktok Indonesia, Anggini Setiawan pada Senin (27/11) mengenai kabar kembalinya TikTok Shop di Indonesia. Kendati demikian, ia menjelaskan pihaknya belum bisa memberikan informasi mengenai hal tersebut.

"Mohon maaf namun dari kami belum ada informasi tambahan mengenai hal ini." katanya.

detikcom juga telah menghubungi External Communications Senior Associate Tokopedia, Shania Shafira. Namun ia juga menjelaskan, pihaknya belum bisa berkomentar tentang kabar tersebut.


Hide Ads