Devaluasi Adalah: Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak dan Contohnya

Rindang Krisnawati - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2023 05:45 WIB
Foto: Mufid Majnun/Unsplash
Jakarta -

Setiap negara pasti ingin memperkuat nilai mata uangnya. Namun dalam kondisi tertentu, pemerintah diharuskan untuk menurunkan nilai mata uangnya. Memang bisa menurunkan nilai mata uang secara sengaja? Jawabannya adalah bisa, yakni dengan melakukan devaluasi. Devaluasi adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki perekonomian negara.

Meskipun begitu, devaluasi tidak bisa dilakukan begitu saja. Melainkan harus disertai dengan tujuan dan penyebab yang melatarbelakanginya. Kira-kira apa sih arti dari devaluasi? Lalu, kenapa devaluasi bisa terjadi? Nah, untuk tahu lebih jelasnya mengenai devaluasi, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa itu Devaluasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dilakukan secara sengaja terhadap uang luar negeri atau emas. Dalam buku berjudul Manajemen Keuangan Internasional ditulis oleh Dr. Darmawan, M.A.B (2022), dijelaskan bahwa devaluasi adalah turunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.

Istilah devaluasi sering dikaitkan dengan menurunnya nilai mata uang negara terhadap mata uang asing. Devaluasi juga bisa mengarah kepada kebijakan pemerintah. Kebijakan ini bisa mengakibatkan harga barang dari negara lain menjadi lebih murah di pasaran luar negeri, namun menjadi mahal di pasaran dalam negeri.

Melalui kebijakan tersebut, ekspor dalam suatu negara semakin meningkat, dan mengurangi impor dari luar negeri. Apabila devaluasi sering terjadi, pemerintah akan melakukan intervensi, sehingga mata uang dalam negeri kembali stabil.

Tujuan Devaluasi

Kebijakan devaluasi, dulunya pernah dilakukan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1986. Pada saat itu, pemerintah melakukan devaluasi dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi dalam neraca pembayaran.

Secara umum, tujuan dari dilaksanakannya devaluasi mata uang oleh pemerintah adalah:

  1. Meningkatkan ekspor dan menekan jumlah impor. Hal ini sengaja dilakukan untuk memperbaiki balance of payment.
  2. Meningkatkan penggunaan produksi dari dalam negeri. Hal ini bisa dengan mudah diraih, apabila barang impor harganya menjadi lebih mahal dibandingkan barang lokal.
  3. Mencapai keseimbangan balance of payment, untuk menjadikan kurs mata uang asing menjadi lebih stabil.
  4. Mengurangi beban hutang dan menambah devisa negara.

Jenis-jenis Devaluasi

Dikutip melalui laman Financial Benefits, devaluasi dibagi ke dalam 4 jenis berbeda berdasarkan temponya. Berikut ini penjelasannya:

1. Devaluasi Halus

Devaluasi halus adalah jenis devaluasi yang dampaknya hingga 5% per tahunnya. Devaluasi jenis ini hampir tidak memiliki pengaruh pada perekonomian karena nilainya, tidak melebihi nilai fluktuasi tukar rata-rata.

2. Devaluasi Sedang

Devaluasi sedang adalah jenis devaluasi yang dampaknya antara 5-15% per tahunnya. Devaluasi ini bisa meningkatkan ekspor karena harga produk dalam mata uang asing akan berkurang.

3. Devaluasi Cepat

Devaluasi cepat adalah jenis devaluasi yang dampaknya antara 15-25% per tahunnya. Devaluasi jenis ini bisa meningkatkan ekspor, tetapi konsumen domestik tetap bisa merasakan peningkatan dari nilai impor.

4. Devaluasi Terus-menerus

Devaluasi terus menerus adalah jenis devaluasi yang dampaknya lebih dari 25% per tahunnya. Devaluasi jenis ini bisa merusak perekonomian dalam skala nasional dan mengakibatkan krisis ekonomi. Devaluasi terus-menerus bisa berdampak pada perbankan nasional.

Penyebab Devaluasi

Devaluasi dipengaruhi oleh perilaku dari masyarakat. Dikutip melalui buku berjudul Dinamika Ekonomi Mikro dan Makro "Praktik dan Analisis" ditulis oleh Anizir Ali Murad (2023), faktor penting yang menjadi penyebab devaluasi adalah kegiatan impor.

Kegiatan impor yang tinggi jika tidak diimbangi dengan kegiatan ekspor yang sepadan, maka akan menyebabkan semakin tinggi permintaan konversi nilai mata uang lokal menjadi mata uang asing. Apabila permintaan tersebut semakin tinggi, maka kurs beli terhadap dollar juga akan semakin meningkat.

Hal ini akan menyebabkan nilai rupiah menjadi turun dan memungkinkan adanya inflasi. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan devaluasi untuk membuat perekonomian kembali stabil.

Berikut ini penyebab dari devaluasi:

  1. Kegiatan impor yang tinggi, seperti bahan pokok, bahan pangan, elektronik, dan keperluan lainnya.
  2. Kegiatan ekspor yang hanya berfokus pada bahan pangan dan biota laut.
  3. Tingginya tingkat pengangguran dari suatu negara.
  4. Adanya defisit perdagangan internasional.
  5. Biaya hutang yang terlalu tinggi.

Dampak Devaluasi

Setelah mengetahui mengenai penyebab devaluasi, maka selanjutnya penting untuk mengetahui tentang dampak dari devaluasi. Berikut ini dampak devaluasi:

1. Volume Impor Berkurang

Devaluasi mengakibatkan harga dari barang luar negeri menjadi mahal, hal ini membuat masyarakat menjadi susah dan terbebani dalam membelinya. Namun, dengan begitu pola pikir masyarakat menjadi berubah, sehingga memutuskan untuk membeli barang dalam negeri menjadikan volume impor berkurang. Pada sisi lain, pemakaian barang dalam negeri menjadi meningkat, yang nantinya bisa mempengaruhi pendapatan perkapita suatu negara.

2. Volume Ekspor Bertambah

Jika nilai mata uang dalam negeri rendah pada dunia internasional, maka harga dari barang lokal akan dikira murah oleh warga asing. Nah, hal inilah yang mendorong permintaan barang dari warga asing menjadi meningkat dan volume ekspor pun bertambah. Dengan meningkatnya ekspor, maka akan meningkatkan jumlah peredaran mata uang asing, sehingga bisa memperbaiki posisi BOP dan BOT.

3. Barang Lokal Semakin Bersaing

Keadaan devaluasi menjadi pemicu pengusaha lokal untuk bisa bersaing dalam pasar internasional. Barang lokal yang dipasarkan kepada warga asing akan bertambah banyak. Warga asing akan berpikir bahwa barang lokal lebih murah, sehingga tanpa sadar mereka akan lebih memilih barang impor yang murah dibandingkan barang lokal dari negara mereka.

4. Devisa Meningkat

Ketidakseimbangan yang terjadi karena aktivitas ekspor impor, yang mana ekspor lebih tinggi volumenya, akan menjadikan keuntungan bagi perdagangan internasional sehingga cadangan devisa menjadi banyak.

Cadangan devisa tersebut, bisa digunakan untuk pengembangan ataupun mendirikan suatu perusahaan, yang bisa menyediakan lapangan pekerjaan untuk memperkecil tingkat pengangguran.

Contoh Devaluasi

Dikutip melalui salah satu artikel detikFinance, Indonesia pernah beberapa kali menjalankan kebijakan devaluasi. Kebijakan itu terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto. Berikut ini contoh devaluasi di Indonesia:

1. Devaluasi Tahun 1950

Pada awal kemerdekaan, pemerintah pada saat itu melakukan kebijakan devaluasi yang disebut dengan "Gunting Syarifudin". Devaluasi tersebut dilakukan dengan cara menggunting uang kertas Oeang Republik Indonesia (ORI) yang bernilai 5 rupiah dan ditukar dengan nilai uang setengahnya.

2. Devaluasi Tahun 1971

Kebijakan devaluasi berikutnya terjadi pada tahun 1971. Kebijakan devaluasi tersebut dilatarbelakangi oleh Amerika Serikat yang menghentikan pertukaran mata uang dolar dengan emas.

3. Devaluasi Tahun 1978

Tujuh tahun berselang, devaluasi kembali terjadi karena adanya penurunan penjualan minyak bumi. Hal ini membuat negara mengalami defisit perdagangan.

4. Devaluasi Tahun 1986

Kebijakan devaluasi pada tahun 1986 dilakukan karena beberapa alasan, salah satunya adalah karena penjualan minyak bumi yang terus menurun. Setelah menjalankan kebijakan devaluasi, pemerintah akhirnya bisa melakukan ekspor nonmigas dan meningkatkan devisa negara.

Melalui penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa devaluasi adalah penurunan nilai mata uang yang secara sengaja dilakukan pemerintah untuk memperbaiki perekonomian. Demikian penjelasan mengenai devaluasi. Semoga bermanfaat!



Simak Video "Dolar AS Nyaris Rp 16.300, Jokowi: Semua Negara Tertekan!"

(fds/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork