The 21st Economix dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia kembali menggelar seminar internasional Indonesia's International Seminar: Navigating the Future of the Global Value Chain and Green Transition. Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh ternama dari berbagai latar belakang, termasuk Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK).
Dalam sambutannya, JK menyampaikan, pandangannya mengenai globalisasi dan menjelaskan perjalanan globalisasi dari dasar pemahaman sejarahnya. Ia juga menyampaikan pandangannya bahwa negara maju sangat menghargai waktu.
"Globalisasi bukanlah suatu konsep yang muncul begitu saja. Apakah penyebabnya? Apa efeknya? Pertanyaan-pertanyaan ini telah mengiringi kita sejak era globalisasi dimulai pada tahun 1980-an," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia pun mencontohkan efek globalisasi dalam manufaktur lewat produksi handphone. Prosesnya melibatkan desain dari Amerika Serikat, bahan baku dari Taiwan, dan produksi di Tiongkok. Pola yang sama juga terjadi dalam industri pakaian.
Namun, JK juga mengingatkan dampak negatif globalisasi yang mengancam persaingan ekonomi negara berkembang, mengurangi stabilitas pasar global, dan memberikan tekanan pada industri di beberapa negara tersebut.
Selain JK, seminar ini juga dihadiri COO Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Koji Hachiyama. ERIA sendiri merupakan organisasi internasional yang melakukan riset dan membangun kapasitas terkait interaksi ekonomi, pengurangan kesenjangan pembangunan, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dalam sesi seminar pertama, par pembicara membahas sejumlah strategi untuk ekonomi berkelanjutan dengan tema 'The Significance of Downstream Activities as a Strategy for Economic Development and Restructuring in Developing Countries: The Case of Indonesia'.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga turut menyampaikan pandangannya. Ia mengatakan, dengan senang hati ia siap mendukung generasi muda yang akan mewarisi masa depan Indonesia.
Kemudian Wakil Ketua Perdagangan KADIN, Juan Permata Adoe, yang merupakan pembicara selanjutnya juga menyampaikan pentingnya teknologi untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia.
"Ekspor Indonesia pada tahun 2023 kini mengalami penurunan sekitar 12%, maka kita perlu melihat bagaimana cara meningkatkan ekspor dengan mengadaptasi teknologi," ujarnya.
Dubes Australia untuk Indonesia, Penny Williams, juga turut hadir membahas pentingnya ekonomi berkelanjutan dan kemitraan investasi Indonesia dan Australia. Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah, menyampaikan komitmen Pertamina untuk mencapai nol emisi netto pada 2060.
Sesi dua seminar dibuka oleh Wakil Menteri Pertanian Koordinator Bidang Kemakmuran Ekonomi Republik Indonesia Dida Gardera dengan Board of Director of The AndGreen Fund Felia Salim sebagai keynote speaker. Keduanya menyoroti investasi berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau global.
Lalu ada Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Tom Lembong dalam penyampaiannya bertajuk 'The Barbenheimer Economy'. Ia juga turut menguraikan visi kampanye Anies-Muhaimin untuk mengintegrasikan Indonesia dalam rantai nilai global.
Begitu pula dengan Perwakilan Calon Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Poempida Hidayatullah. Ia menyampaikan strategi ekonomi berkelanjutan Ganjar-Mahfud yang fokus pada digitalisasi dan sumber dana murah.
Economix: Global Economic Challenges merupakan acara tahunan terbesar yang diselenggarakan oleh KANOPI FEB UI. Acara ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dengan berbagai latar belakang untuk berdiskusi, berbagi, serta bertukar pendapat untuk menemukan solusi atas permasalahan global yang sedang terjadi pada saat ini.
(shc/rrd)