Kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) yang diprakarsai oleh bank plat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BRI) telah berdampak bagi perekonomian warga sekitar. Holding UMi merupakan tahap lanjutan dari bantuan sosial untuk mendorong kemandirian usaha.
Program ini pun turut hadir di ujung Timur Indonesia melalui agen BRILink yang dijadikan mitra UMi. Salah satunya yaitu Mujiono, warga Kampung (desa) Isano Mbias, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Transmigran asal Lamongan, Jawa Timur ini, membantu perekonomian masyarakat di desanya dengan menjadi mitra UMi. Sejak merantau ke Merauke pada 2010, Mujiono berprofesi sebagai buruh tani yang menggarap lahan milik orang lain. Akan tetapi, ia memiliki tekad yang kuat untuk membuka usaha sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bercita-cita ingin punya usaha, bertaninya saya tingkatkan, terus menabung. Kira-kira (saat) modalnya cukup ya bikin usaha," kata Mujiono kepada detikcom, beberapa waktu lalu.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 2017 Mujiono membuka usaha toko kelontong yang diberi nama 'Kios Aurens'. Toko kelontong tersebut dikelola bersama istrinya, Khusnul.
Seiring berjalannya waktu, ia ditawari oleh tenaga pemasar BRI (mantri) BRI Unit Tanah Miring sebagai Agen BRILink. Saat ditawari, Mujiono pun sempat merasa ragu karena takut berurusan dengan uang.
"Awalnya ditawari sama mantri 'mau jadi agen BRILink nggak?' terus saya mikir, ini urusannya uang jadi takut hancur begitu. Jadi saya menolak," imbuh Mujiono.
Sang mantri pun tidak menyerah dan terus membujuk sekaligus mengedukasi Mujiono. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Mujiono resmi menjadi agen BRILink pada 2018.
"Soalnya di sini kalau mau ke ATM jauh, mau ke bank juga jauh. Terus akhirnya saya mau (jadi agen BRILink)," ungkap Mujiono.
Mulanya, masih banyak warga desa yang ragu untuk melakukan transaksi BRILink. Dalam sehari, Mujiono hanya melayani 5-10 transaksi pada dua bulan pertamanya sejak bergabung sebagai agen BRILink.
"Awalnya orang masih pada takut-takut, tetapi masih banyak yang nyoba-nyoba juga buat narik, transfer uang. Nggak tahunya terkirim. Jadi lama-kelamaan orang pada percaya sama kita," kata Mujiono.
Lambat laun, nasabah Mujiono terus meningkat bahkan pernah mencapai 100 transaksi per hari. Total nilai transaksi di agen BRILink milik Mujiono pun beragam, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 50 juta.
Setelah menjadi agen BRILink, toko kelontong milik Mujiono pun juga ikut kebanjiran pelanggan. Dari yang penghasilan awalnya Rp 1 juta per hari, menjadi Rp 6 juta per hari.
"Sebelum jadi agen BRILink, dalam sehari saya hanya mendapat Rp 1 juta. Sejak jadi agen BRILink, penghasilannya naik secara perlahan sampai sekitar Rp 6 juta-an," imbuh Mujiono.
"Semakin laris juga (toko kelontongnya), karena banyak orang mau transfer uang tapi lihat-lihat (toko kelontong) dan belanja," lanjutnya.
Klik halaman selanjutnya >>
Simak Video "Dari Tuhan Untuk Minahasa"
[Gambas:Video 20detik]