Jadi Mitra UMi, Transmigran Asal Jawa Bantu Ekonomi Petani Merauke

Jelajah Desa BRILian

Jadi Mitra UMi, Transmigran Asal Jawa Bantu Ekonomi Petani Merauke

Hana Nushratu Uzma - detikFinance
Jumat, 01 Des 2023 09:25 WIB
Mitra UMI di Merauke
Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) yang diprakarsai oleh bank plat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BRI) telah berdampak bagi perekonomian warga sekitar. Holding UMi merupakan tahap lanjutan dari bantuan sosial untuk mendorong kemandirian usaha.

Program ini pun turut hadir di ujung Timur Indonesia melalui agen BRILink yang dijadikan mitra UMi. Salah satunya yaitu Mujiono, warga Kampung (desa) Isano Mbias, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

Transmigran asal Lamongan, Jawa Timur ini, membantu perekonomian masyarakat di desanya dengan menjadi mitra UMi. Sejak merantau ke Merauke pada 2010, Mujiono berprofesi sebagai buruh tani yang menggarap lahan milik orang lain. Akan tetapi, ia memiliki tekad yang kuat untuk membuka usaha sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena bercita-cita ingin punya usaha, bertaninya saya tingkatkan, terus menabung. Kira-kira (saat) modalnya cukup ya bikin usaha," kata Mujiono kepada detikcom, beberapa waktu lalu.

Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 2017 Mujiono membuka usaha toko kelontong yang diberi nama 'Kios Aurens'. Toko kelontong tersebut dikelola bersama istrinya, Khusnul.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu, ia ditawari oleh tenaga pemasar BRI (mantri) BRI Unit Tanah Miring sebagai Agen BRILink. Saat ditawari, Mujiono pun sempat merasa ragu karena takut berurusan dengan uang.

"Awalnya ditawari sama mantri 'mau jadi agen BRILink nggak?' terus saya mikir, ini urusannya uang jadi takut hancur begitu. Jadi saya menolak," imbuh Mujiono.

Sang mantri pun tidak menyerah dan terus membujuk sekaligus mengedukasi Mujiono. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Mujiono resmi menjadi agen BRILink pada 2018.

"Soalnya di sini kalau mau ke ATM jauh, mau ke bank juga jauh. Terus akhirnya saya mau (jadi agen BRILink)," ungkap Mujiono.

Mulanya, masih banyak warga desa yang ragu untuk melakukan transaksi BRILink. Dalam sehari, Mujiono hanya melayani 5-10 transaksi pada dua bulan pertamanya sejak bergabung sebagai agen BRILink.

"Awalnya orang masih pada takut-takut, tetapi masih banyak yang nyoba-nyoba juga buat narik, transfer uang. Nggak tahunya terkirim. Jadi lama-kelamaan orang pada percaya sama kita," kata Mujiono.

Lambat laun, nasabah Mujiono terus meningkat bahkan pernah mencapai 100 transaksi per hari. Total nilai transaksi di agen BRILink milik Mujiono pun beragam, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 50 juta.

Setelah menjadi agen BRILink, toko kelontong milik Mujiono pun juga ikut kebanjiran pelanggan. Dari yang penghasilan awalnya Rp 1 juta per hari, menjadi Rp 6 juta per hari.

"Sebelum jadi agen BRILink, dalam sehari saya hanya mendapat Rp 1 juta. Sejak jadi agen BRILink, penghasilannya naik secara perlahan sampai sekitar Rp 6 juta-an," imbuh Mujiono.

"Semakin laris juga (toko kelontongnya), karena banyak orang mau transfer uang tapi lihat-lihat (toko kelontong) dan belanja," lanjutnya.

Klik halaman selanjutnya >>

Membantu Para Petani dengan Jadi Mitra UMi

Desa Isano Mbias sendiri mayoritas penduduknya merupakan transmigran asal Pulau Jawa. Selain itu, mereka memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mujiono berkisah banyak petani yang 'curhat' kalau mereka membutuhkan modal untuk mendukung perekonomiannya. Ia pun menyampaikan 'curhatan' ini kepada mantri.

"Awal mulanya sih petani-petani itu perlu uang Rp 1 juta, Rp 2 juta, kayak begitu. Saya cerita sama mantri-mantri. Ya cerita saja gitu," kata Mujiono.

'Curhatan' tersebut pun ditanggapi dengan cepat oleh para mantri. Beberapa hari setelahnya, Mujiono pun ditawari menjadi mitra UMi untuk membantu meringankan beban para petani tersebut melalui Kredit Cepat (Kredit Kece). Kredit Kece sendiri merupakan layanan peminjaman uang mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 10 juta dengan tenor hanya 6 bulan.

"Dan akhirnya saya jadi satu-satunya mitra UMi di Isano Mbias," ujar Mujiono.

Dituturkan Mujiono, kebanyakan petani di Isano Mbias mengajukan Kredit Kece ini pada saat musim tanam. Pada musim tanam, mereka bisa menerima kurang lebih 20 orang nasabah UMi. Sebaliknya di musim kemarau, nasabah UMi hanya berkisar 2-5 orang,

Per 12 November 2023, jumlah nasabah UMi di Kios Aurens mencapai 42 orang. Adapun jumlah dana kredit yang telah disalurkan senilai Rp 320,5 juta.

"Kalau musim tanam ramai gitu (yang mengajukan kredit). Orang biasanya minjam buat mengelola sawah, mengelola tanaman," kata Mujiono.

Para petani pun merasa terbantu dengan adanya Mitra UMi di Isano Mbias. Sebab, persyaratan untuk mengajukan Kredit Kece cukup menggunakan KTP, KK dan Surat Keterangan Usaha dari RT setempat.

Setelah memberikan berkas-berkas persyaratan, Mujiono dan Khusnul pun melakukan verifikasi terhadap calon nasabah dengan mendatangi lokasi usaha. Jika sudah bisa diproses, pencairan dana pun hanya memakan waktu sekitar 30 menit-1 jam.

"Terima kasih kepada BRI yang mampu membantu kami, membantu usaha kami. Mudah-mudahan BRI bisa lebih baik lagi," ungkap Mujiono.

Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!



Simak Video "Dari Tuhan Untuk Minahasa"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads