Indonesia melakukan kerja sama dengan inisiatif eksploitasi laut Oceanx. Kerja sama dilakukan untuk meningkatkan potensi kelautan di Indonesia.
Menko Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir mengatakan OceanX merupakan inisiatif eksplorasi laut yang didirikan Mark Dalio dan Ray Dalio yang merupakan salah satu pendiri Bridgewater Associates.
Menurutnya, OceanX bakal melakukan eksplorasi besar-besaran untuk meneliti kekayaan laut Indonesia mulai tahun depan.
"Pemerintah Indonesia dan OceanX telah sepakat melakukan eksplorasi bersama pada tahun depan di Indonesia," ujar Erick dalam keterangannya, Jumat (1/12/2023).
Erick menyebut eksplorasi ini akan mencakup banyak topik, seperti keanekaragaman hayati laut, karbon biru, penilaian stok ikan, pemetaan gempa, dan eksplorasi laut dalam. Erick optimistis eksplorasi ini dapat membuka potensi kelautan Indonesia.
Selain potensi kelautan, lanjut Erick, kerja sama dengan OceanX juga fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya laut.
"Kami mengirim 15 siswa dari Azores ke Malta untuk mengikuti Program OceanX Young Explorer. Kami juga mengadakan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)," beber Erick.
Tak hanya itu, untuk memperkuat kerja sama ini, Erick juga mengajak pihak-pihak lain untuk terlibat dalam eksplorasi laut Indonesia guna mengungkap potensi laut yang belum tergali.
Erick menyampaikan Indonesia mempunyai strategi konkret untuk berkembang melalui industrialisasi, dekarbonisasi, interkoneksi, digitalisasi, dan distribusi ekonomi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan adil.
Erick yang juga menghadiri World Economic Forum (WEF) Ocean Pavilion at United Nations Framework Convention on Climate Change) COP28 (The 28th Conference of the Parties) UNFCCC COP28, Dubai, UEA, menegaskan komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Erick menyampaikan perlindungan terhadap laut menjadi krusial dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
"Kita tidak dapat melakukan mitigasi perubahan iklim tanpa aksi laut," ujar Erick.
Erick mengatakan Indonesia merupakan penjaga lautan dunia dengan lebih dari 70% wilayah berupa lautan. Erick menyebut perairan Indonesia merupakan rumah bagi sebagian besar terumbu karang, lamun, dan bakau global, yang dapat memulihkan setidaknya 17% karbon biru global.
Erick mengatakan perubahan suhu laut mempengaruhi pola migrasi ikan dan mengganggu musim penangkapan ikan tradisional. Indonesia, sambung Erick, mengambil langkah konkret juga dalam mengatasi pencemaran ekosistem laut akibat plastik dan dapat merusak ekosistem laut.
"Untuk melindungi lautan dan keanekaragaman hayati lautnya, Indonesia telah menetapkan hampir 10 persen lautan sebagai kawasan perlindungan laut," lanjut Erick.
Erick mengatakan pemerintah bahkan mengalokasikan 30% lautan Indonesia sebagai kawasan perlindungan laut pada 2045. Selain itu, Indonesia telah melaksanakan proyek restorasi terumbu karang untuk memitigasi dampak pemutihan karang dan hutan bakau sebagai sumber karbon biru penting yang dapat melindungi wilayah pesisir.
"Dunia akan mendapatkan manfaat dari 3,36 juta hektare hutan bakau kita dan 1,8 juta hektare padang lamun. Tak hanya itu, selain manfaat ekologis, ekosistem karbon biru juga dapat mendukung penghidupan pesisir," ucap Erick.
(hal/rrd)