Soal Gerakan Boikot, Pengusaha: Boikot yang Diproduksi di Israel

Soal Gerakan Boikot, Pengusaha: Boikot yang Diproduksi di Israel

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 04 Des 2023 14:07 WIB
Insert Boikot Produk Israel
Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah
Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai ajakan boikot produk yang diduga terafiliasi Israel di Indonesia salah sasaran. Menurut organisasi itu, ajakan boikot seharusnya menyasar perusahaan asal Israel yang mengekspor langsung produk ke Indonesia, bukan perusahaan asal luar negeri yang berada dan mempekerjakan langsung masyarakat Indonesia.

"Yang tentu kita sudah terima adalah pernyataan Presiden Jokowi yang disampaikan di OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), bahwa boikot adalah untuk produk yang diproduksi di Israel. Itu sudah diterima semua kalangan, memang bagian dari simpati kita untuk tidak melakukan pembeliannya," ucap Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam Podcast Tolak Miskin 'Goncangan Boikot Produk Pro Israel Mulai Terasa', Senin (4/12/2023).

Roy kemudian mengatakan, bahwa ajakan untuk memboikot perusahaan asing yang terafiliasi Israel di Indonesia sejatinya hanya berupa brand atau merek. Sebab, perusahaan tersebut adalah franchise dan sudah menaruh investasi di dalam negeri. Para pegawai yang bekerja di perusahaan itu pun adalah orang Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, Roy lantas mengajak agar masyarakat bersikap bijak membedakan perusahaan asal Israel yang mengekspor langsung di Indonesia dan perusahaan asing yang diduga terafiliasi dengan Israel. Lagipula, ia menjelaskan bahwa ajakan boikot tidak bersumber dari informasi resmi seperti pemerintah.

Karenanya, Roy pun berharap agar pemerintah juga mengeluarkan pernyataan resmi atau penegasan bahwa produk yang dihasilkan di Israel yang perlu ditunda belanjanya, bukan produk perusahaan asing yang sudah menggunakan tenaga kerja Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Bagaimana caranya (kenaikan) UMP mau didukung kalau produktivitas perusahaan turun? Ini kontradiktif. Artinya sama saja meminta perusahaan-perusahaan itu hengkang dari Indonesia. Perlu dipikirkan multiplier effect-nya. Ini bukan masalah bisa dan tidak bisa, tapi niat atau tidak niat," tegasnya.

Informasi lengkap tentang topik ini bisa didengarkan pada podcast Tolak Miskin dengan mengklik widget di bawah ini.

(eds/eds)

Hide Ads