Warga eks Kampung Bayam yang tergusur akibat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) nekat menempati Rumah Susun (Rusun) Kampung Bayam, Jakarta Utara. Padahal mereka belum mendapat izin dari pihak berwenang untuk bisa menetap di rusun tersebut.
Ada sebanyak 50 KK warga eks Kampung Bayam dari kelompok tani secara paksa meninggali area tersebut sejak Maret 2023 kemarin. Jumlah ini berkurang, sebab awalnya terdapat 64 KK yang 'menduduki' rusun tersebut secara paksa dan tinggal di selasar lantai dasar bangunan.
Namun sekitar satu bulan yang lalu para warga nekat membuka paksa rumah-rumah yang ada di lantai dua rusun. Rumah-rumah ini dibuka dengan cara khusus agar tak merusak pintu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para warga terpaksa menduduki rumah susun ini karena sudah merasa jengah dengan pihak-pihak yang menjanjikan relokasi penggusuran proyek JIS. Menurut mereka lebih baik langsung menempati bangunan tersebut yang sedari awal dijanjikan akan menjadi tempat tinggal mereka.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Senin (11/12) kemarin, Rusun Kampung Bayam ini terletak di Jalan R.E. Martadina, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rusun ini berdiri tepat di antara proyek KRL dan lapangan latihan (outdor) JIS yang sudah dibatasi dengan pagar besi.
Karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan proyek, suasana di kawasan ini sangat bising. Suara dentuman alat berat terus berkumandang dari pagi hingga malam hari sekitar pukul 19.30 saat detikcom masih berada di lokasi, belum lagi suara kereta yang sesekali melintas tepat di depan rusun.
Tidak berhenti di sana, suara mesin mobil dan truk yang bising juga ikut mewarnai keseharian warga yang menempati Rusun Kampung Bayam. Sebab kawasan tersebut juga sangat berdekatan dengan Jalur Layang Tol Pelabuhan yang posisinya sedikit lebih tinggi dari rusun.
Untuk bisa memasuki kawasan ini, sejatinya terdapat gerbang dan jalan setapak tepat di sebelah stadium JIS sisi utara. Di sebelah gerbang itu terdapat tulisan berwarna hijau "Kampung Susun Bayam". Namun jalur ini tidak bisa diakses karena gerbangnya ditutup.
Karenanya para warga yang menempati rusun itu harus melewati jalur proyek KRL JIS, tepat di sebelah lintasan kereta. Dari sana detikcom mencoba menelusuri jalan yang masih berupa tanah itu hingga menemukan jalan yang sudah di beton menuju bangunan rusun.
Sebelum memasuki area rusun, terlihat sebuah rumah botani kecil yang bagian dalamnya masih kosong belum ada tanaman. Kemudian di sebelahnya lagi ada sebuah tower listrik beserta bangunan kecil di bawahnya yang berisi mesin dan pipa-pipa air raksasa.
Di area itu ada juga sebuah toren atau tempat penampungan air besar berwarna biru. Di bangunan tersebut terdapat banner putih bertuliskan "#Pulang Ke Rumah. Kampung Susun Bayam".
![]() |
Tidak jauh dari sana barulah gedung rusun 4 lantai yang memanjang ke samping dengan cat putih itu berada. Berjalan lebih dekat ingin memasuki rusun, terlihat ada cukup banyak banner-banner lain yang terpasang di dinding-dinding bangunan.
Secara umum bangunan rusun ini terbagi jadi tiga blok yang menempel tanpa sekat, dari A sampai C. Blok A berada di sisi barat yang terhubung langsung dengan akses jalan dan blok C berada di ujung timur.
Saat memasuki area rusun, terdapat sebuah 'pameran' kecil berisi dokumentasi dan kronologi pembangunan Rusun Kampung Sawah versi warga. Di atas kain hitam yang membentang di sepanjang area masuk terdapat banyak foto dari awal rencana penggusuran, saat para warga tinggal di permukiman sementara, hingga mereka secara paksa menempati rusun tersebut.
Suasana di lantai dasar ini cukup remang meski di siang hari. Sebab di rusun ini tidak ada lampu yang menyala dan hanya bisa mengandalkan cahaya matahari.
Masuk lebih dalam, terlihat di lantai dasar hanya ada berbagai macam ruangan yang diperuntukan sebagai fasilitas umum, mulai dari wc umum, tempat mengajar, musala, aula, dan lain sebagainya. Namun ruangan-ruangan ini terkunci dan tak bisa dimasuki.
Sesekali di samping kanan dan kiri bangunan terdapat tangga yang belum diberi ubin. Di area selasar rusun ini juga terdapat ramp (tangga landai dengan permukaan datar) yang menghubungkan antara satu lantai dengan lantai lainnya.
Saat siang hari, area lantai dasar ini banyak digunakan anak-anak untuk bermain. Terlihat ada beberapa anak sedang bermain sepeda di sepanjang koridor yang sepi, ada juga beberapa yang tengah bermain bola plastik.
Mulai naik ke lantai dua, terlihat para warga eks Kampung Bayam sudah menempati rumah-rumah yang ada. Di dalam rumah, sebagian besar warga yang ada terlihat tengah beristirahat atau tidur siang. Namun ada juga warga, khsususnya ibu-ibu yang memasak atau menemani anak-anak kecil.
Di sudut koridor blok A, terdapat sebuah area kosong yang dijadikan warga sebagai dapur umum. Terlihat ada berbagai macam perlengkapan masak seadanya, serta satu kompor gas yang di atasnya terdapat wajan.
Diketahui setiap rumah yang ada di rusun ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama, yakni tipe 32. Satu rumah memiliki 1 ruang tengah, 2 kamar tidur, serta dapur kecil dan kamar mandi.
Naik lebih jauh, di lantai 3 dan 4 bangunan terlihat sangat sepi dan kosong. Rumah-rumah yang ada masih terkunci dengan rapat dan masih ada plastik yang menutupi pintu dan kaca. Sebab para warga hanya menempati lantai dua bangunan.
![]() |
![]() |
Lihat juga Video 'Gibran Janji Percantik Rusun Cilincing: Nggak Usah Tunggu Pemilu':