MinyaKita, minyak subsidi pemerintah dikabarkan akan naik usai pemilu. Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan pun mengungkapkan terkait pasokan MinyaKita yang berkurang.
Ketersediaan yang berkurang itu, menurutnya, disebabkan oleh realisasi impor yang belum banyak terealisasi. Frans juga mengakui sekarang untuk mendapat produk MinyaKita jauh lebih sulit dibandingkan dengan sebelumnya.
"Memang yang disampaikan tadi ketersediaan MinyaKita agak jauh berkurang. Kita juga mengalami lebih sulit untuk mendapatkan MinyaKita dibandingkan sebelumnya," kata Frans kepada awak media, di Jakarta Timur, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, dia pun bertemu sekaligus mengadakan rapat dengan beberapa produsen minyak goreng untuk menjamin pasokan minyak goreng. Sebagai distributor, Frans menjelaskan pasokan minyak goreng ini nantinya tidak hanya berfokus untuk MinyaKita saja, melainkan juga untuk minyak goreng yang lain.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengantisipasi ketersediaan minyak goreng menjelang Natal dan Tahun Baru, awal tahun baru, hingga bulan Ramadhan.
"Kita dalam satu bulan ini juga mengadakan meeting dengan beberapa produsen minyak goreng untuk bisa jaminan pasokan, baik MinyaKita maupun minyak di atas sedikit MinyaKita, di bawah yang premium gitu," jelasnya.
Namun, Frans tidak membeberkan lebih lanjut terkait ketika ditanya alasan pasokan MinyaKita yang berkurang.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut, harga MinyaKita bakal mengalami penyesuaian menjadi Rp 15.000 dari saat ini Rp 14.000. Harga MinyaKita akan naik setelah Pemilu.
"Iya, habis Pemilu Rp 15.000, bukan naik, penyesuaian," katanya di Tokopedia Tower Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Dia mengatakan, penyesuaian tersebut memang harus dilakukan. Sebab, biaya pengemasan sudah mahal.
(kil/kil)