Cek! Ini Komitmen TikTok-Tokopedia Perangi Predatory Pricing E-Commerce

Anggita - detikFinance
Kamis, 14 Des 2023 13:18 WIB
Foto: Tokopedia
Jakarta -

Potensi terjadinya praktik menjual produk dengan harga di bawah biaya produksi (average cost) atau predatory pricing di sektor lokapasar (e-commerce), menjadi perhatian publik usai terjadi kolaborasi antara TikTok dan Tokopedia yang kembali mengaktifkan TikTok Shop Indonesia sejak Senin (11/12) lalu.

Kepala Komunikasi TikTok Indonesia, Anggini Setiawan menegaskan perusahaan terus berkomitmen untuk menghadirkan platform yang merangkul dan adil bagi semua pedagang.

"Kami telah mempersiapkan proses deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, termasuk busana, kosmetik, kebutuhan sehari-hari dan lebih banyak lagi," kata Anggini dalam keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).

"Kami akan mengambil langkah tegas untuk mencegah penawaran harga yang tidak wajar untuk kategori produk tersebut. Hal ini dapat meliputi menghapus produk dengan harga tidak wajar tersebut," ujarnya.

Sebagai diketahui, secara definisi predatory pricing biasa disederhanakan sebagai praktek jual rugi. Tujuan utamanya ialah berupaya menyingkirkan kompetitor dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sama.

Sementara itu, Direktur Eksekutif E-commerce TikTok Indonesia, Stephanie Susilo mengatakan tujuan kolaborasi ini adalah untuk mendukung konsumen dan usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia. Pihaknya menyadari, di Indonesia UMKM lokal memainkan peran besar dalam perekonomian dan masyarakat.

Selama dua tahun terakhir, lanjut Stephanie, TikTok mampu menghadirkan pengalaman berbelanja yang menghasilkan ekosistem bisnis yang terus bertumbuh, mengakomodasi hampir 6 juta bisnis lokal, dan hampir 7 juta kreator affiliate telah menggunakan platform TikTok untuk meningkatkan penghidupan mereka.

"Kami memiliki hampir 90.000 penjual dan kreator affiliate yang secara aktif terlibat dalam program pelatihan TikTok, seminar, dan program pembelajaran lainnya untuk membantu mereka mengembangkan bisnis," ujarnya pada Selasa (12/12) lalu.

"Seiring berkembangnya teknologi, ekonomi digital menjadi salah satu prioritas Indonesia, TikTok bertujuan untuk terus berkontribusi dengan menggunakan kemampuan inovatif kami dan mendukung UMKM di Indonesia," tambah Stephanie.

Dalam keterangan resmi, manajemen TikTok dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), sebagai pemegang saham Tokopedia menegaskan komitmennya, untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada pelaku UMKM di Indonesia. Salah satu langkahnya adalah memastikan pengelolaan ekosistem pasar lokal (e-commerce) untuk mendukung persaingan yang sehat setelah terjalin sinergi antara Tokopedia dan TikTok Shop.

"Komitmen dalam kemitraan ini di antaranya membuka pusat pengembangan talenta digital di berbagai tempat di Indonesia dan memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan secara wajar," tulis manajemen GoTo dan TikTok.

Melalui kerja sama ini, fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia. Dalam sinergi ini, TikTok menjadi pemegang saham mayoritas di Tokopedia, sementara sisanya milik GoTo.

Ke depannya, TikTok, Tokopedia, dan GoTo berkomitmen untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi pelaku UMKM di Indonesia melalui e-commerce dan menciptakan lapangan kerja baru.

Sebagai informasi, saat ini tercatat lebih dari 90 persen pedagang dalam ekosistem TikTok-Tokopedia adalah pelaku UMKM, yang akan mendapatkan dukungan melalui program-program dari TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo. Dukungan tersebut mencakup promosi produk, program pelatihan, dukungan pemasaran, dan pembukaan pusat pengembangan talenta digital di berbagai lokasi di Indonesia.



Simak Video "Video: Trump Bicara Kemungkinan Menyelamatkan TikTok di AS"

(ega/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork