Media sosial Twitter yang kini X dihebohkan dengan informasi bahwa harga cabai rawit merah tembus Rp 450.000 per kilogram (kg). Bahkan akun yang mengunggah mengatakan bahwa harga cabai rawit itu lebih mahal dari daging wagyu.
"Harga cabai rawit tembus Rp 450.000 per kilogram," tulis foto yang diunggah salah satu akun dikutip Senin (18/12/2023).
"Lebih mahal dari daging wagyu," tulis caption unggahan akun tersebut di X.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan berdasarkan laporan yang didapat memang ada salah satu pasar di Baubau, Sulawesi Tenggara menjual cabai rawit Rp 450.000 per kg.
Laporan ini didapat saat Mansuri mengecek langsung kepada pedagang atau anggota IKAPPI di Sulawesi Tenggara.
"Ini tidak merata harganya. Jadi benar, di Baubau itu sempat ada tembus Rp 450.000 tetapi itu langsung turun. Kasusnya bukan karena harganya segitu," ujar Mansuri.
Lantas kenapa harga bisa terbang sampai Rp 450.000 per kg?
Mansuri menjelaskan kasus harga cabai rawit yang tinggi itu karena saat pedagang ingin menutupi kerugiannya. Karena saat membeli pasokan pertama, barang yang datang malah rusak.
Kemudian karena sudah terlanjur dibayar dan tidak bisa dijual, pedagang pun merugi. Lalu ketika membeli barang kedua kalinya, harga cabainya jadi dinaikkan agar kerugian sebelumnya tertutupi.
"Jadi pedagang itu kan beli kan langsung bayar, baru datang barangnya. Kemudian ketika datang itu barangnya rusak, jadi nggak bisa dijual. Ketika membeli yang kedua, pedagang jadi menjual dengan harga yang diakumulasikan dengan pembelian pertama, jadi harganya naik," ujarnya.
Lihat juga Video 'Mentan Amran Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru':
Berapa harga cabai rawit sekarang? Berlanjut ke halaman berikutnya.
Namun, Mansuri memastikan kasus tersebut hanya sekali terjadi. Kemudian harga tidak lagi sampai Rp 450 ribu per kg. Mansuri mencatat harga cabai rawit di Baubau saat ini Rp 250.000 per kg.
"Tetapi itu hari itu langsung turun ya. Sekarang kisarannya Rp 250 ribu per kg," tuturnya.
Mansuri mengatakan, saat ini memang pasokan cabai rawit merah tengah mengalami kekurangan akibat produksi yang menurun. Kenaikan harga ini telah terjadi lebih dari satu bulan yang lalu.
Ia meyakini harga cabai rawit merah bisa tembus Rp 150.000 per kg, jika pasokan terus menerus tidak cukup untuk tingginya kebutuhan menjelang natal dan tahun baru.
"Kita akan memasuki fase kenaikan pangan itu sekitar tanggal 21-22 Desember, asumsi saya dalam beberapa hari ke depan, harga tidak akan turun, bahkan ada kenaikan. Puncaknya itu tanggal 21 (Desember). Nah kalau subsidi distribusi tidak dilakukan dan tidak ada barang di hari- hari itu, saya meyakini harga bisa tembus Rp 150 ribu per kg. Iya setara harga daging, daging sapi sekarang Rp 140 ribu per kg," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan pantauan detikcom di dua pasar, harga cabai rawit merah saat ini Rp 90.000 per kg. Salah satu pedagang di Pasar Serdang Kemayoran, Endar mengatakan, harga cabai mengalami penurunan selama sepekan ini.
"Banyak (yang naik) bawang merah bawang putih. Cabai turun hari ini Rp 90.000 per kilogram, sebelumnya Rp 100.000/kg," ujar Endar kepada detikcom, Minggu (17/12/2023).
Endar mengatakan meskipun cabai mengalami penurunan, harganya pun masih tinggi. Dian menyebut kenaikan tersebut dikarenakan produksinya yang terhambat sehingga pasokannya semakin menurun.
Adapun di Pasar Senen sejumlah harga bahan pokok terpantau mengalami penurunan dan stabil, di antaranya harga cabai rawit Rp 90.000/kg. Pedagang di Pasar Senen bernama Sule mengatakan penurunan harga cabai sudah terjadi sejak pekan lalu.
"Bawang merah turun jadi Rp 35.000/kg, sebelumnya bisa sampai Rp 50.000/kg. Kalau bawang putih naik Rp 40.000/kg," kata Sule.
(ada/ara)