Harga Cabai Tinggi
Suhanto mengakui memang terjadi peningkatan pada harga cabai saat ini. Ia menjelaskan kenaikan harga cabai terjadi akibat adanya penurunan produksi akibat dari fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan pada lahan tanam cabai.
"Sehingga mengalami keterlambatan memasuki masa panen bahkan hingga mengakibatkan kematian (gagal panen)," tuturnya.
Dia juga mengatakan, kenaikan harga cabai juga dikontribusikan karena biaya produksi yang meningkat. Salah satunya biaya untuk memenuhi kebutuhan air di tengah kekeringan akibat fenomena El Nino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk memenuhi kebutuhan air pada lahannya sehingga menyebabkan kenaikan harga pokok produksi cabai di tingkat petani," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan berdasarkan laporan yang didapat memang ada salah satu pasar di Baubau, Sulawesi Tenggara menjual cabai rawit Rp 450.000 per kg.
"Ini tidak merata harganya. Jadi benar, di Baubau itu sempat ada tembus Rp 450.000 tetapi itu langsung turun. Kasusnya bukan karena harganya segitu," ujar Mansuri kepada detikcom.
Mansuri menjelaskan kasus harga cabai rawit yang tinggi itu karena saat pedagang ingin menutupi kerugiannya. Karena saat membeli pasokan pertama, barang yang datang malah rusak.
"Jadi pedagang itu kan beli kan langsung bayar, baru datang barangnya. Kemudian ketika datang itu barangnya rusak, jadi nggak bisa dijual. Ketika membeli yang kedua, pedagang jadi menjual dengan harga yang diakumulasikan dengan pembelian pertama, jadi harganya naik," ujarnya.
(ada/ara)