Kabar hilangnya iPad penumpang pengguna perusahaan otobus (PO) Rosalia Indah memberi pelajaran penting. Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan perusahaan dan penumpang agar peristiwa itu tak terulang kembali.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, awalnya mengaku kaget mendengar ada kasus pencurian di PO Rosalia Indah. Pasalnya, perusahaan tersebut dinilainya adalah salah satu PO di Indonesia yang memiliki manajemen baik.
"Setahu saya Rosalia Indah perusahaannya cukup bagus. Manajemennya bagus. Saya cukup kaget dapat kabar ini. Karena itu masuk kategori bagus," ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (20/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dugaan pencurian, ia menjelaskan hal tersebut sebaiknya diserahkan pada penyelidikan internal perusahaan. Namun, ia menyarankan perusahaan juga berupaya membantu mencarikan barang hilang tersebut.
"Jadi niat baik dari perusahaan, kalau mau tetap banyak penggunanya, setidaknya bisa menjawab dan membantu (kalau ada barang hilang). Karena kalau tidak, penumpang nanti takut, takut barangnya hilang. Taruhannya nama perusahaan," ujar dia.
Selain itu, Djoko menilai perusahaan bisa memastikan setiap unit bus memiliki CCTV. Hal ini akan membantu penumpang untuk mencari barang yang hilang atau melihat pelaku pencurian.
Setali tiga uang, Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, mengatakan ketersediaan CCTV sangat diperlukan untuk hal tersebut. Selain itu, ia memberi sejumlah saran lainnya.
Pertama, operator bus bisa melakukan manifes atau mendata penumpang agar perusahaan mudah melacak penumpang jika terjadi situasi yang diinginkan.
"Kalau perlu memperlihatkan KTP sehingga jika ada kejadian kehilangan bisa melihat siapa saja yang menaiki transportasi itu. Jumlah angkutan umum harus di-manifest jadi mudah terlacak kalau ada apa-apa," jelasnya.
Mitigasi kedua, operator bus bisa bersikap tegas dengan mencegah orang selain penumpang dan petugas masuk dalam bus. Hal ini diperlukan untuk memastikan bus tetap steril.
Sementara mitigasi ketiga, adalah memastikan semua penumpang bus turun saat berada di titik peristirahatan atau halte. Menurut Darmaningtyas, upaya ini dilakukan guna memperkecil kemungkinan pelaku pencurian beraksi saat bus sepi.
"Sehingga tidak ada penumpang yang tinggal karena itu bisa jadi celah buat melakukan pencurian. Adapun buat penumpang juga harus hati-hati menjaga barang. Lebih baik mencegah daripada mengobati," ujar dia.
(kil/kil)