India Akhirnya Buka Keran Ekspor Beras, Tapi...

India Akhirnya Buka Keran Ekspor Beras, Tapi...

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 21 Des 2023 17:29 WIB
Pekerja membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (22/6/2023). Perum Bulog provinsi Aceh mendapatkan pasokan beras impor  sejak Januari hingga 23 Juni 2023 dengan total sebanyak 36.841 ton yang dilakukan dalam tiga tahap sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membawa kabar baik usai pulang kunjungan kerja dari India. Informasi yang didapat bahwa saat ini India sudah membuka keran ekspor berbagai komoditas termasuk beras.

Bayu mengatakan India sudah tidak melarang ekspor. Hanya saja terjadi perubahan kebijakan di mana segala aktivitas ekspor India saat ini dilakukan secara Government to Government (G2G).

"India ternyata telah merubah kebijakannya, tidak lagi melarang (ekspor) sama sekali, tapi merubah kebijakan ekspornya menjadi hanya dilakukan oleh pemerintah, hanya G2G termasuk beras pecah, gandum, dan gula. Jadi harus G2G," kata Bayu dalam konferensi pers di Bulog Corporate University, Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu menyebut India membentuk lembaga baru khusus untuk melayani ekspor. Dalam hal ini, pemerintah disebut telah menunjuk Bulog untuk menjadi perwakilan Indonesia.

"Bulog dalam hal ini sudah resmi ditunjuk oleh pemerintah Indonesia menjadi representatif dari pemerintah, sehingga Bulog bisa langsung negosiasi dengan lembaga itu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, adanya lembaga baru itu dinilai akan membuat proses ekspor India menjadi lebih panjang. Bayu mencontohkan jika Indonesia ada transaksi impor beras dari India, kemungkinan baru akan terealisasi secepat-cepatnya pada akhir semester I-2024.

"Dengan kebijakan baru di India, prosesnya jadi lebih panjang, lebih banyak rangkaian aktivitas yang harus kita lewati sehingga misalnya jika terjadi transaksi dan importasi dengan India, saya perkirakan akan terjadi di akhir semester I atau awal semester II di 2024," imbuhnya.

(aid/fdl)

Hide Ads