Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) masih mendalami penyebab meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS). Kemnaker pun menurunkan tim Pengawas Ketenagakerjaan untuk mengusut insiden tersebut.
Tim Pengawas Ketenagakerjaan mulai mengumpulkan data ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), selaku pengelola smelter tersebut. Hal ini dilakukan dalam rangka memperoleh informasi secara mendalam terkait penyebab insiden yang menimbulkan belasan pekerja meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
"Tim dari Pengawas Ketenagakerjaan Kemnaker melakukan pemeriksaan sejak tanggal 25 Desember 2023 untuk memperoleh informasi yang sebenar-benarnya terkait dengan penyebab terjadinya kecelakaan kerja," kata Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan (Binwasnaker dan K3), Haiyani Rumondang melalui keterangan tertulis, ditulis Rabu (27/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haryani menjelaskan dalam upaya memperoleh informasi, tim Pengawas Ketenagakerjaan Kemnaker melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Pengawas Ketenagakerjaan Sulawesi Tengah, BPJS Ketenagakerjaan, dan Polres Morowali. Kemudian timnya meminta keterangan kepada manajemen PT ITSS.
Tak luput, pihaknya juga meminta keterangan kepada manajemen PT Ocean Sky Metal Indonesia (OSMI) terkait adanya pekerja dari perusahaan tersebut yang menjadi korban kebakaran.
"Tim Pengawas Ketenagakerjaan juga meninjau secara langsung ke lokasi terjadinya kebakaran tungku smelter, mengunjungi korban luka-luka yang tengah dirawat di Klinik 2 PT IMIP, dan mengunjungi korban yang dirawat di RSUD Morowali," lanjutnya.
Adapun terkait hak-hak pekerja, ia telah meminta Pengawas Ketenagakerjaan untuk memastikan seluruh hak-hak pekerja, baik yang meninggal maupun yang luka agar terpenuhi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
"Dari pemeriksaan yang dilakukan tim Pengawas Ketenagakerjaan, apabila terbukti perusahaan tidak menjalankan ketentuan ketenagakerjaan baik norma kerja maupun norma K3, tentu akan dilakukan langkah-langkah hukum untuk penegakannya," ucapnya.
Dia berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi dunia ketenagakerjaan sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia juga menegaskan pihaknya akan terus memantau pelaksanaan perbaikan dari manajemen perusahaan jika terdapat temuan dari timnya.
Diberitakan sebelumnya, insiden yang terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 18 orang. Lebih rinci, 10 orang tenaga kerja Indonesia dan 8 orang tenaga kerja asing.
Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, ledakan tungku smelter PT ITSS Morowali disebabkan oleh oleh adanya cairan mudah terbakar hingga keberadaan tabung oksigen di sekitar tungku smelter.
"Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan," kata Dedy Kurniawan dalam keterangannya, Minggu (24/12/2023).
Selain itu, faktor kedua penyebabnya adalah keberadaan tabung gas oksigen di sekitar tungku, yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. "Akibatnya, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak," tambah Dedy.
(kil/kil)