Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak partisipasi dan dukungan pengusaha muda Indonesia untuk ikut terlibat dalam program prestisiusnya, mewujudkan Indonesia swasembada dan menjadi lumbung pangan dunia.
Amran mengajak para pengusaha muda yang terhimpun di HIPMI untuk ikut terlibat dalam produksi dan hilirisasi di bidang pertanian. Dengan memanfaatkan mekanisasi dan teknologi pertanian yang modern, kata dia, maka akan memberikan keuntungan yang besar bagi petani, termasuk juga pengusahanya.
"Ini akan mendorong percepatan swasembada pangan, dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," katanya, ditulis Sabtu (30/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran meminta partisipasi HIPMI dalam program dan aksi nyata yang dapat dikolaborasikan dengan program Kementerian Pertanian yang dipimpinnya.
Dirinya yakin, Indonesia memiliki potensi dan kapasitas melakukan swasembada beras. Salah satunya adalah dengan menyulap lahan rawa di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan, menjadi sawah untuk menanam padi.
Dikatakannya, program ini akan berjalan tahun 2024, dan targetnya di Indonesia akan ada 1 juta hektar rawa yang disulap menjadi areal persawahan. Menurut Amran, program ini akan efektif menggenjot produksi beras di tahun 2025, dan akan menaikkan posisi tawar Indonesia di pentas internasional karena menjadi lumbung pangan dunia.
"Kalau kita sudah bisa mencapai swasembada pangan, dan sudah bisa menyuplai kebutuhan pangan dunia, maka Indonesian akan menjadi negara super power dunia. Bargaining position kita menjadi kuat karena kita menyuplai kebutuhan makan bagi negara-negara di dunia," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini sudah ada 400 ribu hektare lahan rawa yang berhasil disulap menjadi sawah di kawasan Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Ini menjadi contoh nyata bahwa program ini bisa berhasil.
"Untuk menambah lahan baru buat cetak sawah, saya berharap teman-teman muda dari HIPMI juga bisa ikut terlibat didalamnya," ajak Amran.
Dikatakannya, seluruh negara di dunia saat ingin sedang menghadapi tantangan berat. Mulai dari tantangan perubahan iklim, krisis pangan, hingga disrupsi teknologi. Namun, diakuinya, visi taktis Presiden RI Joko Widodo mampu menyiapkan pondasi Indonesia, membangun kedaulatan pangan.
"Bapak Presiden (Jokowi, red) sangat visioner untuk membangun kedaulatan pangan nasional. Namun kita harus terus berjuang menghadapi tantangan dan situasi tersebut. Oleh sebab itu, perlunya gotong-royong seluruh pihak agar Indonesia bisa melewati tantangan global ini, baik melibatkan pemerintah, petani, juga pengusahanya," katanya.