Sempat heboh tragedi meledaknya tungku smelter di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah. Insiden maut itu menelan korban hingga 59 orang dan menewaskan sedikitnya 18 orang pekerja.
Tungku smelter tersebut merupakan milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS). IMIP selaku pengelola kawasan berkomitmen untuk memberikan santunan dan menjamin biaya perawatan korban ledakan sebesar Rp 174,4 juta, dan santunan awal Rp 25 juta bagi setiap korban meninggal.
Lalu, siapa sebetulnya sosok dibalik ITSS?
Indonesia Tsingshan Stainless Steel merupakan perusahaan smelter yang dimiliki oleh investor asal China. Dikutip dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, Sabtu (30/12/2023), pemegang saham pengendali ITSS ialah perusahaan China, Tsingshan Holding Group Company Limited, dengan porsi kepemilikan 50%.
Selanjutnya, pemegang saham terbanyak kedua ialah Ruipu Technology Group Company Limited, yang juga merupakan perusahaan asal China. Adapun persentase sahamnya sebesar 20%.Sementara tiga investor lainnya masing-masing memiliki porsi saham 10%. Termasuk di antaranya perusahaan asal Indonesia PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Tidak hanya saham yang dominan dikuasai oleh China, nampak jajaran direksi dan komisaris perusahaan juga berasal dari China. Adapun posisi Presiden Direktur ITSS diduduki oleh Wu Huadi.
Pemilik Tsingshan Holding Group Company Limited
Mengutip laman Crunchbase, Tsingshan Holding Group Company Limited didirikan pada tahun 1980 oleh Xiang Guangda di Wenzhou, Zhejiang, China. Berdasarkan catatan Forbes, ia masuk ke dalam orang daftar orang terkaya di China pada 2019. Data kekayaan bersihnya terakhir di-update pada Juni 2021 silam, sebesar US$ 1,2 miliar.
Tsingshan Holding Group memproduksi dan mendistribusikan produk baja tahan karat. Perusahaan ini punya pasar yang luas, di mana ia mengekspor produknya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Eropa, Amerika, dan negara serta wilayah lainnya.
DIkutip dari Fortune, per Februari 2023 pendapatan perusahaan tembus US$ 54.711 juta, dengan keuntungan mencapai US$ 1.457 juta. Besaran keuntungan tersebut turun 38,9% dari tahun 2022 yang mencapai US$ 2.386 juta.
Sementara itu, aset perusahaan tercatat sebesar US$ 20.139 juta dan total ekuitas pemegang saham mencapai US$ 7.621 juta. Secara keseluruhan perusahaan ini tercatat mempunyai karyawan sebanyak 100.982 orang.
(shc/fdl)