Melansir dari laporan New York Post, Kamis (11/1/2024), Chen membeli lahan seluas hampir 200 ribu hektar itu Fidelity National Financial Ventures seharga US$ 85 juta atau Rp 1,32 triliun (kurs Rp 15.560/dolar AS) pada 2015 lalu. Meski pembelian ini sudah dilakukan sekitar 9 tahun yang lalu, dirinya baru tercatat sebagai pemilik tanah terbesar ke-82 di Negeri Paman Sam pada awal 2024 ini.
Selain itu Chen dan istrinya, Chrissy Luo, diketahui juga memiliki Vanderbilt Mansion di East 69th Street, Manhattan seharga US$ 39 juta atau 606,84 miliar sejak 2018. Kemudian pada 2021, mereka disebut-sebut melakukan pembelian Seeley Mudd Estate senilai US$ 25 juta atau 389 miliar di pinggiran kota Los Angeles.
Selain Chen, hanya ada keluarga Irving asal Kanada yang menjadi pemilik asing dalam daftar tersebut. Keluarga Irving tercatat memiliki tanah seluas 1,2 juta hektar di kawasan hutan Maine, AS. Kondisi ini menempatkan mereka pada peringkat ke-6 sebagai tuan tanah terbesar di negara itu.
Meski memiliki tanah yang lebih luas dari pada Chen, namun keluarga konglomerat ini tidak begitu mendapat sorotan publik. Sebab ia berasal dari Kanada yang merupakan salah satu negara sekutu, sedangkan Chen berasal dari China yang kerap kali menjadi saingan AS baik dari segi perdagangan maupun politik internasional.
Sosok Chen Tianqao
Masih dalam laporan New York Post, Chen merupakan seorang pengusaha yang mendirikan perusahaan game online Shanda Interactive pada tahun 1999. Hingga 2004, perusahaan miliknya itu menjadi salah satu perusahaan internet terbesar di Tiongkok.
Diketahui perusahaan milik Chen ini merupakan produsen game populer seperti The Word of Legend, Dungeons & Dragons Online, dan Final Fantasy XIV. Berkat kesuksesan game-game inilah Chen berhasil meraup untung yang sangat besar.
Berkat itu juga Shanda Interactive berhasil mendaftarkan diri di Nasdaq, AS. Pada kesempatan itu perusahaan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 152 juta atau Rp 2,46 triliun, yang saat itu merupakan IPO terbesar perusahaan internet asal China di AS.
Namun pada 2012 Chen mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan dan memindahkan grup induknya, Shanda Investment Group, dari China ke Singapura. Pada saat pengunduran dirinya itu, Forbes mencatat dirinya masih memiliki kekayaan sebesar US$ 1,5 miliar atau Rp 23.34 triliun.
Walaupun pada 2024 ini Forbes mencatat kekayaan bersih Chen 'hanya tersisa' US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,56 triliun. Penurunan harta kekayaan ini diperkirakan karena Chen beserta keluarganya kerap melakukan kegiatan filantropis alias sering beramal.
Kegiatan filantropis yang dilakukan keluarga Chen Tianqiao ini termasuk sumbangan sebesar US$ 115 juta atau Rp 1,78 triliun kepada Institut Ilmu Saraf Tianqiao dan Chrissy Chen di Institut Teknologi California pada tahun 2016.
(fdl/fdl)