Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor tercatat US$ 19,11 miliar. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan untuk impor Migas senilai US$ 3,37 miliar atau turun 3,33%, sementara impor non migas senilai US$ 15,73 miliar atau turun 2,26%.
Untuk penurunan impor non migas secara bulanan dikarenakan peran komoditas yang pertama mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya yang turun 11,42%, kemudian mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya turun 6,17%, kendaraan dan bagiannya turun 19,08%.
"Sementara untuk Migas terjadi peningkatan nilai impor hasil minyak yaitu sebesar 2,44%, sedangkan nilai impor minyak mentah dan gas mengalami penurunan masing-masing 15,25% dan 11,55%," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (15/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara tahunan nilai impor Desember 2023 turun 3,81%. Nilai impor Migas naik 5,35%, sementara nilai impor non migas kembali turun 5,57%. Ini melanjutkan trend penurunan secara tahunan yang telah terjadi selama 6 bulan berturut-turut.
Impor untuk barang konsumsi meningkat sebesar US$ 40,1 juta atau naik 1,99%. Bahan baku penolong turun US$ 135,7 juta atau 0,97%. Barang modal turun US$ 384,2 juta atau 10,51%.
Bahan baku penolong menyumbang setidaknya 72,15% dari total impor Desember 2023.
Secara bulanan nilai impor mengalami penurunan untuk kelompok bahan baku atau penolong dan barang modal. Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun 10,51% ini didorong oleh penurunan impor mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kendaraan dan bagiannya serta kendaraan udara dan bagiannya.
(kil/kil)