3 Fakta Impor Pangan di Era Jokowi yang Disinggung Mahfud Md

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 23 Jan 2024 09:32 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD, menyebut jumlah impor pangan pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin banyak. Ia menyebutkan sejumlah impor pangan mulai dari beras, kedelai, daging sapi, hingga gula pasir.

Berikut ini fakta-fakta impor pangan pada era Jokowi:

1. Data Impor Sejumlah Komoditas Pangan

Badan Pangan Nasional mencatat untuk impor beras sendiri pada 2023 tercatat memang mencapai 2,8 juta ton. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkap, importasi itu dilakukan karena produksi petani dalam negeri mengalami penurunan.

Kemudian, Arief menerangkan juga terkait jumlah impor kedelai yang mencapai 2,5 juta ton bukan 4 juta ton setahun. Lalu impor gula pasir untuk konsumsi itu hanya 991 ribu ton, dan impor daging kerbau 100 ribu ton.

"Total kebutuhan daging kita itu 689 ribu ton setahun. Asumsinya pada tahun 2024 kebutuhan bisa mencapai 720 ribu ton," terang Arief kepada detikcom, Senin (22/1/2024).

Meski demikian, Arief mengatakan pemerintah tetap mengutamakan produksi dalam negeri. Hal ini didorong agar ekonomi pertumbuhannya untuk komoditas pangan menggeliat di dalam negeri.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia selama 2023 mencapai 3,06 juta ton. Realisasi itu adalah yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir atau meningkat 613,61% dibandingkan tahun 2022.

Sebagai gambaran, impor beras selama 2022 hanya mencapai 429,21 ribu ton. Jumlah itu sudah naik dari 2021 yang mencapai 407,74 ribu ton, 2020 sebanyak 356,29 ribu ton dan 2019 sebanyak 444,51 ribu ton.

2. Alasan Impor

Arief menerangkan, keputusan impor untuk beras sendiri khususnya, karena produksi petani dalam negeri selama 2023 mengalami penurunan. Alhasil, berdampak pada harga beras itu sendiri di tingkat konsumen.

Untuk itu, diperlukan cadangan beras pemerintah (CBP) yang digelontorkan untuk mengintervensi harga dan membantu masyarakat kelas bawah.

"Produksi beras kita itu turun signifkan dari tahun sebelumnya, jadi untuk cadangan pangan pemerintah (CPP) kita perlu impor," ungkapnya.

Dalam catatan detikcom, produksi beras selama 2023 memang di bawah kebutuhan masyarakat Indonesia yang mencapai 31 juta ton. Namun, produksi selama 2023 mengalami penurunan. Hal ini juga telah diakui oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2023) lalu.

Badan Pusat Statistika (BPS) juga mengungkap total produksi beras pada 2023 diperkirakan sekitar 30,90 juta ton beras atau mengalami penurunan sebesar 645,09 ribu ton beras (2,05%) dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 31,54 juta ton beras.

3. Kementan Buka Suara

Kementerian Pertanian juga buka suara soal impor pangan disebut makin banyak. Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengungkapkan, impor tersebut dilakukan karena terjadi penurunan produksi pangan. Contohnya saja beras yang produksinya turun akibat cuaca ekstrem El Nino.

"Kalau meningkat sih iya (impor pangan). Ini kan karena kita menghadapi El Nino, seperti itu sehingga produksi menurun. Karena memang kondisinya seperti itu, El Nino," ujar dia kepada detikcom.

Prihasto mengatakan, langkah ke depan Kementan tetap berkomitmen untuk menggenjot produksi agar mengurangi impor pangan sendiri. Langkahnya itu mulai dari pemenuhan pupuk untuk petani, benih, hingga memperbaiki jaringan irigasi.

"Kita juga harus menyiapkan tandon-tandon air, jadi ketika air berlebih kita harus menyimpan air tersebut. Jadi tadi, benih, pupuk, jaringan irigasi, terus penyimpanan air atau water storage," terang dia.

Kementan memang diketahui tengah menggenjot percepatan tanam di atas 1,5 juta ha lahan pertanian khususnya beras. Percepatan dan luasan tanam itu dilakukan demi mengurangi impor pada tahun ini.

Selain itu, Kementan juga telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menambah anggaran pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun. Kemudian, Kementan juga akan memberikan benih gratis untuk komoditas padi dan jagung.


(ada/rrd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork