Food Estate Ada yang Gagal, Kementan Ungkap Penyebabnya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 23 Jan 2024 13:35 WIB
Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan program Food Estate memang ada yang berhasil dan gagal. Namun, kegagalan yang dimaksud bukan berarti satu kawasan food estate dinyatakan 100% tidak berhasil.

Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, mencontohkan lahan Food Estate yang berada di Humbang Hasundutan (Humbahas). Menurutnya ada sejumlah lahan Food Estate di daerah tersebut gagal, karena sejumlah faktor.

"Ada yang gagal. Gagal kenapa? Ternyata gagal, ternyata pertaninya sudah tua sehingga produktivitasnya turun, petaninya kekurangan modal karena hasil panennya digunakan untuk kebutuhan konsumsi, akhirnya untuk tanam berikutnya tidak punya modal," ungkap dia kepada detikcom, Selasa (23/1/2024).

Menurutnya, petani di sana sudah diberikan modal terutama dalam menyiapkan lahan untuk pertaniannya. Jadi, seharusnya dilanjutkan juga dengan baik oleh petani setelah menghasilkan atau panen.

"Di sana juga, petani ada yang pindah sudah tidak lagi tinggal di desa itu jadi ditinggalkan akhirnya lahannya dibiarkan. Bukan gagal tanam, gagal itu si petaninya, nggak merawat lagi (lahannya). Awalnya kan pemerintah sudah membuka lahan, pemerintah sudah kasih pupuk, tinggal di kelola semua, hasil produksinya kan juga diambil petani," ujar dia.

Kemudian tantangan selanjutnya, Food Estate di Humbahas ini merupakan lahan yang baru dibuka atau sebelumnya bukan lahan pertanian. Menurutnya, meningkatkan produktivitas lahan baru tidak mudah dan cepat, butuh beberapa kali musim tanam untuk melihat hasilnya.

"Kalau tanah baru dibuka nggak mungkin 1 tahun dia bisa produktivitasnya tinggi, jadi baru akan musim tanam 4 ke 5 baru terlihat (hasilnya)," jelas pria yang menjabat juga sebagai Direktur Jenderal Jenderal Hortikultura Kementan itu.

Adapun jumlah lahan Food Estate yang dikelola oleh di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektar. Komoditas yang dihasilkan sayuran, kentang, kubis, hingga bawang merah.

"Kenyataanya banyak yang berhasil, pertani yang merasakan hasilnya sudah memiliki mobil sendiri, alsintan (alat mesin pertanian) sendiri. Di Humbahas itu komoditasnya sayuran, kentang, kubis, bawang merah," pungkas dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga mengungkap data progres Food Estate. Saat ini Food Estate di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektar. Untuk Food Estate Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektar telah berhasil panen komoditas hortikultura.

Kemudian yang ada di Kalimantan Tengah berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktivitas 5 ton/ha. Begitu pula di Sumba Tengah NTT dan kabupaten Keerom Papua yang telah mampu panen jagung seluas 500 hektar.

"Food estate tersebut sudah berhasil panen. FE Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektar dan singkong seluas 3 hektar. Kita pantau terus lahan tersebut," tuturnya, dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024) kemarin.

Untuk tambahan informasi, Food Estate menjadi sorotan nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 3 Mahfud Md. Keduanya menyatakan prihatin dengan program tersebut dan menyebut gagal. Hal itu diungkapkan dalam acara Debat Pilpres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Simak Video 'Polemik Food Estate Dinilai Merusak Hutan hingga Buat KLHK Buka Suara':






(ada/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork